- OJK mencatat IHSG ditutup menguat di level 8.646 pada 30 Desember 2025, menunjukkan kinerja solid dan berdaya tahan pasar.
- Kapitalisasi pasar mencapai Rp 15.810 triliun (tumbuh 28,16 persen) dan penghimpunan dana melebihi target Rp 268,14 triliun.
- Jumlah investor domestik bertambah 5,34 juta menjadi 20,2 juta, didominasi oleh investor generasi muda di bawah empat puluh tahun.
Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja Pasar Modal Indonesia yang solid, berintegritas, dan berdaya tahan sepanjang tahun 2025. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau di level 8.646 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa, 30 Desember 2025.
Indeks saham naik 0,03 persen atau 2,68 poin di perdagangan terakhir bursa tahun 2025.
Selain itu, pertumbuhan kapitalisasi pasar, peningkatan aktivitas transaksi dan penghimpunan dana, serta lonjakan jumlah investor domestik, khususnya kalangan generasi muda.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan bahwa kinerja positif tersebut merupakan hasil kolaborasi erat OJK, Self-Regulatory Organization (SRO), industri, dan seluruh pemangku kepentingan Pasar Modal Indonesia.
"Pasar Modal Indonesia menunjukkan resiliensi dan daya saing yang semakin menguat. Berbagai tantangan telah menguji ketangguhan dan ketahanan kita dalam mendorong pertumbuhan pasar modal yang berkelanjutan dan memperkokoh pondasi Pasar Modal Indonesia ke depan. Capaian ini tentu tidak terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan hasil dari kerja keras, sinergi, dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
![IHSG terus menguat pada Desember 2025 dan diprediksi akan mencapai level psikologis baru 9000 di 2026. [Antarra]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/16/11166-ihsg.jpg)
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK Eddy Manindo Harahap menjelaskan kinerja pasar modal hingga 19 Desember 2025 cukup kuat.
Hal itu terlihat dari IHSG tumbuh 22,10 persen ytd dan ditutup pada level 8.644,26, dengan kapitalisasi pasar menembus Rp 15.810 triliun atau tumbuh 28,16 persen secara tahunan.
"Angka ini melampaui target Roadmap Pasar Modal dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dengan rasio market cap terhadap PDB 2024 sebesar 71,41 persen," katanya.
Di pasar obligasi, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga menguat 12,10 persen ytd ke level 440,19. Industri pengelolaan investasi mencatat dana kelolaan Rp 1.039 triliun, tumbuh 24,16 persen secara tahunan.
Baca Juga: IHSG Akhir Tahun 2025, Ini Daftar Saham yang Harganya Naik Terbesar
Penghimpunan dana mencapai Rp 268,14 triliun dari 210 penawaran umum, termasuk 18 emiten baru saham dan 2 emiten EBUS, melampaui target Rp 220 triliun.
Sementara penghimpunan dana Securities Crowdfunding (SCF) tercatat Rp 1,808 triliun secara akumulatif dari 968 penerbit.
Dari sisi perdagangan karbon, volume transaksi akumulatif sejak 26 September 2023 hingga 29 Desember 2025 mencapai 1,6 juta ton CO2 ekuivalen dengan nilai Rp 80,75 miliar, diikuti partisipasi 150 perusahaan dan ketersediaan unit karbon 2,67 juta ton CO2 ekuivalen.
Pertumbuhan investor ritel juga mencatatkan rekor baru. Jumlah SID bertambah 5,34 juta investor baru, sehingga total mencapai 20,2 juta SID, dengan 79 persen didominasi generasi di bawah 40 tahun, menegaskan momentum inklusi dan pendalaman basis investor domestik.
Dalam rangka menjaga integritas pasar, sepanjang 2025 OJK telah melakukan 219 pemeriksaan teknis dan 155 pemeriksaan khusus pada dugaan pelanggaran, dengan 116 kasus terkait transaksi saham.
OJK menjatuhkan 120 sanksi administratif kasus pelanggaran, 1.180 sanksi keterlambatan laporan, dan 65 sanksi non-kasus lainnya dengan sanksi berupa 6 pencabutan izin, perintah tertulis, dan 329 peringatan tertulis, dengan total denda administratif Rp 123,3 miliar.