Itu menurut gue salah satu output positif dari seorang pemimpin, jadi minimal gini. Kalau pun beritanya ini benar tapi lo sudah mendapat responnya dari masyarakat, masyarakat cuma butuh klarifikasi kok. Akhirnya kan gini gerombolan-gerombolan ini kan akan melebar kemana-mana.
Gue berani survey mereka yang ribut-ribut itu nggak tahu apa yang di perjuangin. Itu sudah menjadi rahasia umum, masa kita harus melakukan kebodohan itu berulang-ulang sih? Jadi memang harus ketemu DPR supaya nggak ada benturan.
Lihat sidang paripurna pas Puan Maharani matikan mik tanggapannya kamu gimana?
Itu hak dia, kalau ngomongin positifnya adalah mungkin memang ada hal-hal yang harus di keep dan menurut gue di negara mana pun atau di personal apapun kita harus punya ruang dalam diri kita.
Mungkin ada hal memang yang gak bisa di sampaikan karena akan memberikan impact yang negatif atau akan menjadi muktitafsir jadi terserah dia asal jangan matiin orang aja.
Kalau soal banyaknya Jurnalis jadi korban dipukulin bahkan ditangkap?
Gimana caranya semua jurnalis yang diwakilin sama persatuan press itu harus ketemu dengan semua pimpinan militer, baik dari polisi atau dari tni. Maksudnya memang harus ngobrol sama ujungnya supaya tidak ada lagi tindakan-tindakan anggota-anggota dilapangan yang akan merugikan pers.
Ini aturannya dunia kalau pers itu gak bisa sembarangan, lu mungkin bisa mengamankan dengan cara di luar batas. Tapi kalo untuk pers gak bisa, mangkanya kalau menurut gue sih emang harus ketemu sama pimpinannya. Karena bisa jadi si aparat yang mungkin baru lulus dan di tugaskan dia gak tau bahwa lu tidak boleh mukul pers, nyentil aja gak boleh apalagi melakukan kekerasan. Apalagi dia sudah pake id pers itu kan berarti jelas kepentingannya di demo untuk mencari berita bukan rusuh atau gimana.
Baca Juga: Sandy Canester Coba Instrumen Piano di Lagu Baru, Sedih