Lihat Langsung Kerusakan Raja Ampat Akibat Tambang Nikel, Angela Gilsha Dikejar Kapal Tak Dikenal

Rabu, 11 Juni 2025 | 16:11 WIB
Lihat Langsung Kerusakan Raja Ampat Akibat Tambang Nikel, Angela Gilsha Dikejar Kapal Tak Dikenal
Angela Gilsha [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Nggak lama, kami pergi dari situ," tutur Angela.

Ternyata, masalah belum selesai setelah Angela Gilsha dan rombongan menjauh dari area pertambangan.

"Kami dikejar sama sebuah perahu cepat, dan aku nggak tahu itu siapa," kata Angela.

Sampai rombongan hampir tiba di homestay, kapal yang tidak diketahui dari mana asal-usulnya itu masih mengikuti Angela Gilsha dan kawan-kawan.

"Itu kami bener-bener diikutin sampai jauh banget. Bahkan pas kami udah mau sampai ke homestay, kami masih kayak yang, 'Masih ada nggak ya?'" jelas Angela.

Meski akhirnya selamat sampai homestay, Angela Gilsha tetap menggambarkan momen itu sebagai sesuatu yang menegangkan dalam hidupnya.

"Kan aku baru pertama ya, jadi bearing witness kayak gini," ucap Angela.

Cerita kerusakan alam Raja Ampat memang pertama dibagikan oleh Greenpeace, lewat sebuah unggahan di akun Instagram mereka baru-baru ini.

"The Last Paradise. Satu per satu keindahan alam Indonesia dirusak dan dihancurkan, hanya demi kepentingan sesaat dan golongan oligarki serakah," keluh Greenpeace dalam keterangan unggahannya.

Baca Juga: Izin Tambang Nikel Raja Ampat Resmi Dicabut, Susi Pudjiastuti: Saya Percaya Presiden Prabowo

Sebelum masuk ke Raja Ampat, pertambangan nikel yang jadi bagian program hilirisasi disebut Greenpeace sudah meninggalkan kerusakan di berbagai tempat.

"Hilirisasi nikel, yang digadang-gadang sebagai jalan menuju energi bersih, telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat, dari Sulawesi hingga Maluku," papar Greenpeace.

Ada andil PT Antam di balik praktek pertambangan nikel yang menimbulkan kerusakan alam di wilayah Raja Ampat.

Dengan demikian, Greenpeace menuntut pemerintah mengambil sikap untuk mencegah kerusakan alam lebih parah di Raja Ampat.

"Pemerintah harus bertanggung jawab atas kehancuran alam yang semakin hari semakin marak terjadi," tegas Greenpeace.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI