"Bukankah rakyat pun sudah lama kehilangan itu?" tanya Teuku Zacky.
Sebagai rakyat, Teuku Zacky merasa tidak tahu harus mengadu ke mana apabila ada kejahatan.
Hukum yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah juga membuat rakyat tak memiliki kepastian hukum.
Sri Mulyani lantas menyinggung rumah dan barang-barangnya yang menjadi target operasi para penjarah yang sedang berpesta.
"Bukankah rakyat juga terus sekedar menjadi target operasi pendapatan negara melalui pajak yang tidak mengenal iklim ekonomi rakyatnya?" tanya Teuku Zacky.
"Setelah berhasil, mereka berpesta, berjoget dan pelesir dibungkus dengan studi banding, bermewah-mewah tanpa rasa bersalah," sindirnya.
Selama ini Teuku Zacky sebagai rakyat tidak pernah merasa dipedulikan caranya membanting tulang. Malahan rakyat terus dituntut pajak dengan bayang-bayang ancaman.
Teuku Zacky sebenarnya setuju pernyataan Sri Mulyani soal "Dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang."
Sayangnya kebijakan penguasa malah dipaksakan 'menang' hingga menyisakan luka turu-temurun serta harapan yang runtuh.
Baca Juga: Terungkap! Makna Mendalam Lukisan yang Dicuri dari Rumah Sri Mulyani saat Penjarahan
Kemanusiaan yang adil dan beradab tak lagi dikenal. "Rakyat berbisk lirih, apakah negara ini masih rumah kami?" lanjut Teuku Zacky.
Di akhir tulisannya, Sri Mulyani mengingatkan Indonesia adalah rumah kita bersama yang tidak seharusnya dirusak.
"Semoga kesadaran itu hadir sebelum segalanya benar-benar hilang," komentar Teuku Zacky.
Sebagai informasi, Teuku Zacky merupakan pemeran, presenter, dan model yang telah berkarier selama 26 tahun di dunia hiburan Tanah Air.
Namun melalui dongengnya, Teuku Zacky memperkenalkan diri sebagai penumpang ekonomi, jelata, atau rakyat tiri yang penuh kekurangan, tidak berpendidikan tinggi, serta tak punya power.
Teuku Zacky pun ikut turun ke jalan saat demonstrasi mengkritik kebijakan DPR digelar beberapa waktu lalu.