Aturan Makan Sebaiknya Sudah Diterapkan Sejak Anak Berusia 6 Bulan

Rabu, 11 November 2020 | 18:26 WIB
Aturan Makan Sebaiknya Sudah Diterapkan Sejak Anak Berusia 6 Bulan
Ilustrasi bayi makan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan anak akan mulai mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI saat berusia enam bulan. Sejak saat itulah, orangtua disarankan telah menerapkan aturan makan atau feeding rules.

Dokter spesialis anak dr. Lucy Amelia Sp. A. M.Kes. mengatakan bahwa anak butuh jadwal makan yang teratur dan bernutrisi seimbang agar terbiasa hingga dewasa.

"Dari usia 6 bulan sudah menerapkan feeding rules. Jadi kalau mulainya usia 1 tahun, 3 tahun, kita sudah mulai kesulitan, (anak) maunya makan junk food. Itu sebenarnya sedikit terlambat. Karena untuk feeding rules itu kita mulai di usia 6 bulan," paparnya dikutip dari IGTV enfaclub, Rabu (11/11/2020).

Ia mengingatkan, feeding rules harus dilakukan dengan konsisten, tidak ada pemaksaan, maksimal waktu anak makan selama 30 menit, serta sesuai jadwal.

"Orangtua kadang kalau anak nggak mau makan, kemudian diberikan cemilan, susu, atau air putih. Padahal kita harus on schedule dengan jam makan yang kita terapkan," ucapnya.

Makan berat sebaiknya dilakukan tiga kali sehari. Anak baru diberikan cemilan di sela-sela antara makan pagi, siang, dan malam, saran dokter Lucy. Termasuk juga memberikan susu pada waktu selingan makan.

"Kalau sudah menerapkan secara proporsional, menu makan juga harus variatif. Karena anak di atas 1 tahun sudah bisa memilih dan merasa bosan. Kadang orangtua putus asa, sehingga berikan junkfood saja. Padahal kita harus menyadari bahwa anak di atas 1 tahun dia mau eksplore, mau makan semuanya. Itu juga harus diperhatikan," tuturnya.

Lucy menjelaskan bahwa akibat pemenuhan nutrisi yang tidak seimbang, hal ini bisa menyebabkan penurunan berat badan anak. Perkembangan kognitif juga motorik berkurang, bahkan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan stunting.

"Itu adalah suatu keadaan di mana bukan hanya tinggi di bawah rata-rata, tapi otaknya juga. Pada kemudian hari, akan membuat IQ-nya di bawah rata-rata dibandingkan anak tidak stunting," ucapnya.

Baca Juga: Heboh Bayi 6 Bulan Main Ski Air, Warganet: Di Indonesia, Lo Diomelin Mertua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI