Menggunakan model garis sel dan model yang diturunkan dari pasien, peneliti menemukan aktivasi reseptor androgen memiliki dampak anti tumor yang kuat, termasuk yang tidak merespon secara efektif terhadap terapi endokrin.
"Terapi aktivasi reseptor androgen secara konsisten mengungguli terapi target reseptor estrogen yang dijadikan perawatan standar," sambung Tilley.
Penulis studi yang terbit dalam Nature Medicine ini mencatat reseptor androgen dapat diaktifkan dengan obat-obatan androgen alami atau androgenik (peniru androgen).
Uji klinis salah satu obat tersebut, Enobosarm, dijadwalkan untuk kuartal kedua tahun ini.
Jika hasil studi baru ini akhirnya menghasilkan pengobatan baru, pengobatan untuk kondisi medis lain yang dipicu oleh estrogen, termasuk stroke, pembekuan darah, dan penyakit jantung, dapat menyusul.