Suara.com - Fertilisasi in vitro (IVF) adalah metode kesehatan paling canggih untuk mengatasi infertilitas pada pasangan. IVF adalah perawatan reproduksi yang aman, efisien dan bisa diakses.
Karena kemajuan klinis, IVF memiliki tingkat keberhasilan melebihi 50 persen.
Tapi, terkadang perawatan IVF mungkin gagal. Kegagalan IVF pastinya akan mengecewakan dan membuat frustasi.
Namun dilansir dari Times of India, bukan berarti Anda dan pasangan harus putus asa atau ragu melakukan IVF.
Alangkah baiknya, Anda dan pasangan mencari tahu penyebab kegagal IVF untuk mencegah hal itu terjadi.
1. Kualitas oosit atau kualitas sel telur yang buruk
Sel telur akan mulai menurun kualitasnya ketika wanita memasuki usia akhir 30-an dan penurunan tajam akan terjadi pada usia 38 tahun.
Tapi, perlu diketahui bahwa semua wanita dilahirkan dengan sel telur, tidak seperti pria yang mampu membuat sperma baru setiap hari.
Seiring bertambahnya usia, kerusakan materi genetik atau DNA sel telur akan mengalami kerusakan.
Baca Juga: Virus Corona Varian Delta Lebih Menular, Begini 3 Cara Melindungi Tubuh!
Dengan demikian, wanita yang menua akan memiliki jumlah sel telur abnormal secara genetik lebih tinggi sehingga meningkatkan kegagalan implantasi dan keguguran.

2. Kualitas embrio
Kualitas embrio adalah faktor terpenting untuk memastikan keberhasilan implantasi. Embrio yang abnormal secara genetik bisa menyebabkan kegagalan atau keguguran.
Tapi, pengujian genetik lanjutan pada embrio bisa mendeteksi kelainan dan membantu meningkatkan seleksi embrio yang mengarah ke tingkat implantasi lebih tinggi.
3. Kualitas sperma rendah
Parameter semen yang buruk menghasilkan tingkat pembentukan embrio yang lebih rendah. Dengan bantuan teknik canggih seperti ICSI, pria dengan parameter air mani rendah bisa menjadi