Suara.com - Kementerian Kesehatan menjawab pertanyaan terkait kendala distribusi vaksin Covid-19 yang dilaporkan terjadi di sejumlah daerah.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut keterbatasan stok dan teknis produksi di dalam negeri menjadi kendala proses distribusi vaksin yang tidak merata menuju sejumlah daerah.
"Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis," kata Siti Nadia Tarmizi melalui pernyataan tertulis, dilansir ANTARA.
Menurut Nadia dari total 130 juta dosis vaksin yang tersedia di Indonesia, sebanyak 68 juta dosis di antaranya sudah didistribusikan ke seluruh daerah.
![Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (21/1/2021). [Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/31/64770-juru-bicara-pemerintah-untuk-vaksinasi-covid-19-dr-siti-nadia-tarmizi.jpg)
Sebanyak 50 persen dosis vaksin COVID-19 didistribusikan ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Sebab angka kasus di wilayah itu yang cukup tinggi. Sisanya, disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali.
"Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda. Memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," katanya.
Di samping itu, kata Nadia, jumlah vaksin yang didistribusikan menuju fasilitas pelayanan kesehatan di daerah juga disesuaikan dengan perhitungan seperti laporan stok vaksin hingga kecepatan laju penyuntikan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sudah 61 juta penduduk yang sudah menerima vaksin.
"Dari 68 juta dosis vaksin yang terdistribusi itu pasti ada sisa, mungkin sekitar 5 persenan," katanya.
Baca Juga: Aktivis Gereja yang Sering Hina Vaksin Meninggal Karena Covid-19
Nadia mengatakan Bio Farma masih menyimpan sekitar 65 juta juta dosis vaksin, sebanyak 30 juta di antaranya berbentuk bahan baku yang sedang dalam proses produksi hingga empat pekan ke depan.