Suara.com - Selain ibu hamil, ibu menyusui juga penting untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Apa sebabnya?
Menurut dokter spesialis anak, dr. Naomi Esthernita, Sp.A(K), menjelaskan bahwa secara tidak langsung bayi akan mendapatkan antibodi Covid-19 dari air susu ibu alias ASI, jika ibu sudah divaksinasi.
"Pasti mempengaruhi, tapi malah baik karena sekretori immunoglibulin A (IgA) dan sekretori immunoglibulin G (IgG) dari vaksin masuk ke ASI. Justru berpengaruh sangat baik. Ibu gak usah berhenti menyusui," kata dokter Naomi dalam siaran langsung Instagram bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Minggu (8/8/2021).
Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis anak dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, menambahkan bahwa antibodi Covid-19 akan tersalurkan ke bayi pasca 14 hari ibu menerima suntikan vaksin.

"Kita sudah baca risetnya, 14 hari pasca suntik vaksin, sekretori immunoglibulin A (IgA) yang spesifik untuk anti SARS Cov-2 sudah ada di dalam ASI. Dan itu akan makin tinggi setelah mendapatkan booster dosis kedua. Itu nanti akan makin tinggi," jelasnya.
Dokter Wiyarni menegaskan, vaksin Covid-19 telah dipastikan aman melalui serangkaian uji klinis yang dilakukan.
Terlebih rekomendasi vaksinasi bagi ibu hamil dan menyusui tentu tidak akan diberikan oleh para ahli jika memang bisa menimbulkan risiko kesehatan.
Meski begitu, efek samping pasca vaksin memang masih umum terjadi pada siapa saja, termasuk ibu hamil dan menyusui. Namun, dokter Naomi melanjutkan bahwa kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) vaksin pada ibu hamil dan ibu menyusui juga sama saja dengan orang biasa.
"KIPI sama-sama aja pada semua orang. Kaya pegal ditempat suntikan, agak sedikit meriang, itu juga gak semua orang dan tergantung respon tubuh dan vaksinnya apa," ujarnya.
Baca Juga: 5.740 Orang Vaksin COVID-19 Selama 3 Hari di Kubu Raya Kalbar