Jabatan Ketua Umum PPP dipegang oleh Muhamad Mardiono untuk periode 2020-2025. PPP resmi mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi capres 2024.
5. Partai Golkar
Partai Golongan Karya (Golkar) dibentuk pada 20 Oktober 1964, di mana partai ini muncul dari kolaborasi gagasan tiga tokoh yakni Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara.
Partai dengan lambang pohon beringin ini pernah berkuasa selama puluhan tahun di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto sehingga lekat dengan kesan partai Orde Baru.
Walau lahir sejak puluhan tahun lalu, Partai Golkar hingga kini masih berkibar. Jabatan Ketua Umum Partai Golkar kini dipegang oleh Airlangga Hartarto. Golkar solid mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres 2024.
6. Partai Gerindra
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang didirikan pada 6 Februari 2008 ini berfungsi sebagai kendaraan politik mantan jenderal Prabowo Subianto.
Gerindra lahir dari keprihatinan politikus Fadli Zon serta adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Keduanya kala itu merasa prihatin dengan situasi politik di Tanah Air yang dinilai jauh dari nilai-nilai demokrasi.
Berangkat dari situ, muncul gagasan untuk mendirikan partai. Ide tersebut kemudian dibahas Hashim bersama orang-orang di lingkaran Prabowo. Jabatan Ketua Umum Partai Gerindra kini dipegang oleh Prabowo Subianto. Gerindra menegaskan Prabowo maju jadi capres 2024.
7. PKB
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah partai politik berideologi Moderat yang didirikan pada 23 Juli 1998. PKB kemudian dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU) seperti Munasir Ali, Ilyas Ruhiat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri,KH Zuhdi Fatkur dan A. Muhith Muzadi.
Ketua Umum PKB saat ini dipegang oleh Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Dalam Pilpres 2024, PKB mengumumkan Prabowo Subianto sebagai capres.
8. PAN
Partai Amanat Nasional (PAN) resmi berdiri pada 23 Agustus 1998 silam, di mana sejarah berdirinya partai berlambang Matahari ini tak terlepas dari sosok Amien Rais.
Pasca keberhasilan menumbangkan Orde Baru, Amien Rais bersama 49 rekan-rekannya yang tergabung dalam Majelis Amanat Rakyat (MARA) merasa perlu meneruskan cita-cita reformasi dengan mendirikan partai politik baru.