PSI Didera Isu Penggelembungan Suara, KPU dan Bawaslu Mendadak Kompak: Tak Hanya Terjadi di 1 Partai Saja

Rabu, 06 Maret 2024 | 17:38 WIB
PSI Didera Isu Penggelembungan Suara, KPU dan Bawaslu Mendadak Kompak: Tak Hanya Terjadi di 1 Partai Saja
Ketua umum baru Partai Solidaritas Indonesia, Kaesang Pangarep (tengah) bersama dengan Grace Natalie (kiri) dan Giring Ganesha (kanan) pada acara Kopdarnas Deklarasi Politik PSI di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"19 ribu suara dari 110 TPS, berarti rata-rata 173 suara per TPS. Dengan suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi pemilih rata-rata 75%, suara sah setiap TPS ini hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77% di 110 TPS itu. TIDAK MASUK AKAL!" tulis Romy.

Ia lantas meminta KPU dan Bawaslu menindaklanjuti lonjakan suara PSI tersebut.

"Saya dan @dpp.ppp mohon atensi dan tindak lanjut seksama dari @kpu_ri dan @bawasluri untuk tidak menutup mata dari penyimpangan ini!" tulisnya.

PSI Anggap Wajar

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menegaskan, penambahan maupun pengurangan suara selama proses rekapitulasi itu merupakan hal wajar.

Grace lantas menekankan, hal tidak wajar ialah membesar-besarkan sesuatu yang wajar tersebut.

"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace melalui keterangan persnya, Sabtu (2/3/2024).

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie saat ditemui di Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023). (Suara.com/Dea)
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie saat ditemui di Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023). (Suara.com/Dea)

Grace kemudian mengingatkan, perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi di partai-partai lain.

Dirinya mengambil contoh hitung cepat versi lembaga survei Indikator Indonesia atas PKB yang hasilnya 10,65 persen tapi berdasarkan rekapitulasi KPU mencapai 11,56 persen atau ada penambahan 0,91 persen.

Baca Juga: Usul Ambang Batas Parlemen 0 Persen, Yusril Ihza Mahendra: 1 Partai 1 Kursi di DPR

Contoh lain adalah suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sementara rekapitulasi KPU 1,44 persen alias selisih 0,55 persen.

PSI sendiri, menurut hitung cepat Indikator, ada di angka 2,66 persen sementara rekapitulasi KPU ada di 3,13 persen atau selisih 0,47 persen. Selisih PSI lebih kecil dibanding kedua contoh sebelumnya.

Karena itu ia agak keberatan apabila hanya PSI yang disorot terkait adanya fenomena naik dan turunnya suara.

“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung,” kata Grace.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI