Fahri Hamzah: Irman Orang Kaya Dijebak Uang Recehan Rp100 Juta

Minggu, 18 September 2016 | 20:41 WIB
Fahri Hamzah: Irman Orang Kaya Dijebak Uang Recehan Rp100 Juta
Ketua DPD Irman Gusman keluar dari gedung KPK usai diperiksa penyidik terkait kasus dugaan suap kuota impor gula, Jakarta, Sabtu (17/9). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPD Irman Gusman ditangkap KPK di rumah dinasnya, Jakarta, Sabtu (17/9/2016) dini hari. Dia ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan menerima suap sebesar Rp100 juta. Uang tersebut diduga diberikan oleh Direktur Utama dari CV Semesta Berjaya Xaveriandy dan istrinya: Memi, agar Irman membuat surat rekomendasi kepada Bulog untuk menambahkan kuota gila impor di Sumatera Barat pada tahun 2016. Suami istri juga telah ditangkap dan dijadikan tersangka.

Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah tidak yakin kawannya terlibat dalam kasus suap. Fahri menduga Irman hanya dijebak.

Melalui akun Twitter, Fahri menjelaskan panjang lebar awal mula perkenalannya dengan dan seperti apa sosok Irman beserta keluarga yang disebutnya terpandang.

Fahri mulai mengenal Irman tahun 1995. Ketika itu, Fahri hendak membuat skripsi dan Irman pada waktu itu Irman baru beberapa tahun pulang dari sekolah S2 di Amerika Serikat.

"21 tahun lalu, saya belum lulus kuliah dia sudah jadi orang kaya raya," kata Fahri.

Fahri menambahkan sepulang sekolah dari Amerika, Irman menyelamatkan bisnis keluarga. Fahri tak hanye mengenal Irman, tetapi juga ibu dan bapaknya yang merupakan orang Minang yang terhormat.

"Keluarga itu memang keluarga kaya. Pengusaha kayu dan perkebunan yang maju," kata Fahri.

Fahri mengatakan suatu hari, salah seorang kawan di Fakultas Ekonomi UI bernama Riawan -- yang suaminya bekerja di perusahaan Irman -- mengontak Fahri jelang 1996.

"@IrmanGusman_IG memerlukan peneliti untuk sebuah penulisan karya ilmiah. Saya diminta. Berkantorlah saya di kantor dan rumah @IrmanGusman_IG sekitar 1996 itu dan mulai penelitian," kata Fahri.

Waktu itu, kata Fahri, Irman adalah pengusaha muda yang sedang naik daun. Dia juga aktif di HIPMI.

"Biasalah, anak HIPMI sedang gandrung melakukan advokasi UKM dan pengusaha pribumi. Saya menyiapkan dokumen dan hasil penelitian, lalu saya mulai menulis. Diskusi pertama di @hariankompas. @IrmanGusman_IG menjadi salah satu pembicara membela UKM dan pengusaha pribumi. Acara itu dibuka sendiri oleh Pak Jacob Utama. Dimoderatori oleh Ginanjar Kartasasmita," kata Fahri.

Pada tahun-tahun itu, kata Fahri, Orde Baru ingin melakukan semacam koreksi agar kelas menengah pribumi bertumbuh. UKM dan koperasi kuat.

"Itulah kenangan awal saya dengan @IrmanGusman_IG orang Minang yang terpandang. Jarak antara @IrmanGusman_IG dan kejahatan itu jauh sekali. Sangat jauh," katanya.

Tahun 1996 menjelang lulus, kata Fahri, Irman memperkenalkan Fahri dengan pendiri Johor Corporation, Tan Sri Muhammad Ali. Tadinya, Fahri akan menulis soal bagaimana Irman sebagai pendiri membangun budaya perusahaan.

"Tapi yang menarik adalah bahwa 20 tahun lalu @IrmanGusman_IG sudah punya kawan-kawan besar. Sampai sekarang. Pergaulan beliau luas. Maka saya heran dituduh korupsi 100 juta. Entahlah apa yang terjadi. Tapi saya merasa ada yang tidak adil orang sebaik @IrmanGusman_IG dirusak seperti ini," kata Fahri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI