Suara.com - Keluarga mahasiswi Universitas Esa Unggu, Tri Ari Yani Puspo Arum (22), mendatangi kantor Polisi Sektor Kebon Jeruk, Jakarta Barat, untuk membuat laporan kasus dugaan pembunuhan.
"Kami datang ke sini diminta polisi untuk membuat laporan kasus ini, dari pihak keluarga," kata ibunda dari Puspo Arum, Ratna (47) di Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (10/1/2017).
Ratna kaget dengan kasus yang menimpa putri bungsunya. Sebab, selama ini dia tidak pernah bercerita mengenai permasalahannya.
"Dia (Puspo Arum) tidak pernah cerita apa - apa ke saya nggak ada masalah. Makanya kami mau cari tahu dari polisi, mudah - mudahan cepat terungkap," ujar Ratna.
Ratna dan keluarga sekarang hanya bisa berdoa agar kasus ini cepat terungkap.
"Saya cuma bisa berdoa. Semoga kasus ini selesai secepatnya oleh polisi," kata Ratna.
Ratna datang ke kantor polisi bersama suaminya, Kasim Efendi, dan salah satu anaknya.
Ratna datang ke kantor polisi memakai kerudung hitam, sementara Kasim mengenakan kemeja biru.
Puspo Arum ditemukan tak bernyawa dengan kondisi bersimbah darah di kamar mandi kos pada Senin (9/1/2017) pagi.
Jenazah Puspo Arum pertamakali ditemukan oleh pacarnya, Zainal Abidin.
Hasil autopsi terhadap jenazah Puspo Arum (menunjukkan adanya ciri-ciri perlawanan.
"Hasil dari autopsi, ada bentuk luka perlawanan dari korban. Ada luka sayatan di telapak tangan sebelah kiri," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polisi Sektor Kebon Jeruk Ajun Komisaris Polisi Andryanto S. Randotama.
Andryanto mengungkapkan di bagian leher mahasiswi jurusan teknik industri tahun 2016 itu juga ditemukan luka tusukan.
"Ada memang dua luka tusuk di bagian leher," ujar Andryanto.