Puisinya Dituding Menista Islam, Gus Mus: Nanti Dia Kena Batunya

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 11 April 2018 | 14:56 WIB
Puisinya Dituding Menista Islam, Gus Mus: Nanti Dia Kena Batunya
KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus berbicara dalam sarasehan membahas soal hoax di Semarang, Jateng, Kamis (20/4) [Antara/Aditya Pradana].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

FUIB Minta Maaf

Ketua Umum FUIB—eks demonstran anti-Ahok pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017—Rahmat Himran urung melaporkan Ganjar Pranowo ke Bareskrim Polri atas tuduhan menistakan agama, karena membacakan puisi Gus Mus.

Dalam konferensi pers di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (10/4), Imran justru memohon maaf kepada Gus Mus.

"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Gus Mus dan keluarga besar Nahdlatul Ulama. Karena puisi yang dibacakan Pak Ganjar ternyata puisi Gus Mus,” tuturnya.

Rahmad Imran, Ketua FUIB di gedung Bareksrim Polri, Kamis (5/4/2018). [Suara.com/Erick Tanjung]

Awalnya, kata Imran, ia dan sohib-sohibnya tak mengetahui puisi yang dibacakan Ganjar di sebuah acara stasiun televisi nasional itu adalah karya Gus Mus.

Puisi itu dipersoalkan karena Imran dan teman-temannya mengklaim, terdapat larik yang menistakan Islam.

Larik yang mereka persoalkan itu adalah “Tuhan lebih dekat tapi masih sering dipanggil dengan pengeras suara.”

“Ternyata kami keliru menyimpulkan makna persoalan ini,” tukasnya.

Baca Juga: Optimis, Prabowo Subianto Tidak Galau Maju Jadi Capres 2019

Imran lantas membantah, urung melaporkan Ganjar ke Bareskrim Polri karena dirinya lebih dulu dilaporkan ke Polda Jateng, Senin (9/4) atas tuduhan fitnah.

“Kalau saya dilaporkan ke Polda Jateng, tidak masalah. Saya sebagai ketua bertanggung jawab,” tandasnya. [Ambar]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI