Balas Dendam Marx, Bagaimana Kaum Milenial Menjadi Marxis?

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 27 Mei 2018 | 17:48 WIB
Balas Dendam Marx, Bagaimana Kaum Milenial Menjadi Marxis?
[Google]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Inilah yang mungkin disebut balas dendam Marx. Kaum muda merehabilitasi salah satu filsuf terbesar dalam sejarah dunia,” tambahnya.

Sosiolog Wolfgang Streeck, bahkan berani mengumumkan bahwa “Kita memasuki zaman poskapitalisme.”

Sementara Slavoj Zizek—filsuf paling berbahaya di Barat kontemporer menurut majalah bergengsi AS, The New Republic—memproklamasikan diri sebagai seorang komunis. Salah satu bukunya yang terbit baru-baru ini, ”Living in the End Times” (2010), memunculkan perasaan apokaliptik dari pergolakan kematian kapitalisme.

Youssef El-Gingihy dalam tulisannya mengakui, ide-ide Marx sudah sejak lama didiskreditkan lantaran keruntuhan Uni Soviet dan dimasukkan tong sampah gara-gara pemikiran Leon Trotsky—orang yang mengklaim diri sebagai Marxis tulen.

Sejak itu, seorang pemikir bernama Francis Fukuyama bahkan menegaskan, keruntuhan komunisme adalah sejarah yang tak terhindarkan dan akhir sejarah ditandai oleh kemenangan kapitalisme serta demokrasi liberal.

Namun, krisis keuangan global pada tahun 2008 menjungkirbalikkan deklarasi Fukuyama tersebut.

”Krisis keuangan global tahun 2008 adalah lonceng kematian bagi ideologi-ideologi yang menganggap Marx salah. Neoliberalisme beserta krisis ekonomi yang inheren padanya membuat orang berpikir orang, kini siapakah yang dianggap seorang utopis?” tulis Youssef.

Neoliberalisme selalu hadir dan mengklaim diri sebagai sistem perekonomian yang tak terkait politik. Sebaliknya, neoliberalisme selalu diklaim pembelanya sebagai sebuah hukum alam yang menjadi keniscayaan dalam sejarah manusia modern.

”Namun, beragam eksploitasi sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan multinasional di banyak negara, membuktikan hal itu tak bakal berjalan tanpa campur tangan politikus, pemerintah,” tulis Youssef.

Baca Juga: Didesak Blokir Akun Trump, Ini Jawaban Bos Twitter

[The Guardian]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI