Wanita 'Korban Lockdown': Saya Dikarantina Bersama Orang yang Menyiksa Saya

Dany Garjito Suara.Com
Selasa, 07 April 2020 | 07:35 WIB
Wanita 'Korban Lockdown': Saya Dikarantina Bersama Orang yang Menyiksa Saya
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan. (Shutterstock)

Mereka tinggal di permukiman penduduk berpenghasilan rendah atau mohalla, di daerah pedesaan.

Biasanya dia berjalan sepanjang satu kilometer ke sumur terdekat untuk mendapatkan air bagi kebutuhan hari itu. Geeta kemudian ngobrol dengan para tetangga sambil menunggu kedatangan tukang sayur.

Setelah membeli kebutuhan makanan sehari itu, Geeta mulai mempersiapkan makan pagi.

Suaminya akan pergi pada jam tujuh pagi, kembali untuk makan siang dan tidur. Dia kemudian pergi kembali setelah dua anak tertua pulang sekolah.

"Tetapi berbagai hal berubah ketika sekolah ditutup pada tanggal 14,"katanya. "Anak-anak selalu ada di rumah dan suami saya mulai terganggu.

"Biasanya dia hanya menyalurkan kemarahan kepada saya, tetapi sekarang dia mulai meneriaki mereka karena hal-hal kecil seperti membiarkan cangkir di lantai. Saya kemudian mengatakan sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya, agar dia marah kepada saya. Tetapi semakin lama kami bersama-sama, semakin sulit bagi saya untuk mengalihkan perhatiannya."

Geeta berencana, begitu suaminya berangkat bekerja dan setelah dirinya selesai membersihkan rumah, dia akan mengunjungi sebuah gedung yang letaknya agak di luar daerah permukimannya.

Di sana Geeta biasanya mengikuti kelas rahasia yang dijalankan pegiat masyarakat, dimana perempuan belajar menjahit, membaca dan menulis.

Geeta ingin memiliki cukup keterampilan agar dapat mandiri secara keuangan dan meninggalkan suaminya, pergi dengan anak-anaknya.

Baca Juga: Viral usai Main Tiktok, Sekeluarga Pasien Corona Covid-19 Dinyatakan Sembuh

Di kelas tersebut, dia juga bertemu para konselor yang terlatih dalam membantu korban KDRT.

Tetapi karantina wilayah 21 hari India, menghentikan semua hal ini. Kelas-kelas ditutup dan sulit bagi konselor untuk menjumpai para perempuan ini.

Vimlesh Solanki, sukarelawan di Sambhali Trust, organisasi yang membantu perempuan di Jodhpur, kota kedua terbesar di Rajashtan mengatakan virus corona membahayakan para perempuan.

"Karantina wilayah sepenuhnya berarti terjadi masalah setiap hari. Sekarang tidak ada tukang sayur sehingga mereka harus berjalan lebih jauh lagi ke toko serba ada untuk berbelanja makanan setiap hari.

"Keadaan meresahkan seperti ini berarti terdapat lebih banyak hal yang memicu KDRT."

KDRT di Inggris meningkat

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI