![Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/18/91777-menteri-kesehatan-terawan-agus-putranto-suaracomangga-budhiyanto.jpg)
"Dari pihak kami, bersikap transparan dan memberi tahu (orang) apa yang harus dilakukan adalah memberikan rasa aman. Tetapi Kementerian Kesehatan merasakan sebaliknya, bahwa transparansi akan membuat panik. Itu bukan pandangan kami," ungkap Anies.
Demi mendukung klaimnya, Anies mengungkapkan bahwa Jakarta memiliki lebih banyak kasus dari angka resmi pemerintah yakni 4.770 infeksi dan 414 kematian.
Tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Jakarta disebut Anies dapat terungkap dari lonjakan jumlah pemakaman yang begitu masif dalam beberapa bulan terakhir.
Pada paruh kedua Maret, jumlah pemakanan di DKi Jakarta mencapai 4.300 layanan, sementara pada April 4.590.
Sebelum wabah virus Corona, rata-rata jumlah pemakaman di Jakarta adalah 3 rbu layanan. Hal ini menunjukan kenaikan sebanyak rata-rata 1.500 kematian perbulannya.
"Kelebihan kematian ini adalah kasus COVID probabilitas tinggi, dan kemudian jika kita mengatakan lima hingga 10 persen (angka kematian), mungkin di luar sana, ada 15 hingga 30.000 infeksi [di Jakarta]," ungkap Anies.
"Kami pikir jumlah (kematian dan infeksi) jauh lebih tinggi dari apa yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan," tandasnya.