Yasonna Laoly mengatakan cara berpikir seperti itu justru menunjukkan adanya kemunduran. Oleh sebab itu, ia menjadi setengah malu dibuatnya.
"Kalian ke DPR gak percaya, ke pemerintah, ke MK gak percaya. Hanya percaya diri sendiri. Come on. Ini monopoli kepercayaan diri sendiri," ujarnya dengan nada tinggi.
Dalam kesempatan tersebut, Yasonna Laoly pun mengaku pasrah. Sebab, menurutnya sekencang apapun pemerintah menjelaskan ujungnya tetap tidak akan diterima. Pasalnya Yasonna menuding mereka sudah memonopoli diri sendiri.
"Sudah dibelakangnya apriori. Sudah suudzon, memonopoli diri sendiri," tegasnya.
Yasonna Laoly merasa gerakan pembangkangan sipil ini seolah menghalalkan segala cara agar bisa membatalkan Omnibus Law. Ia juga khawatir aksi tersebut juga ditunggangi oleh para pemain politik yang memiliki tujuan lain.
"Di sini akan masuk penumpang politik yang lain. Kan terjadi sesuatu nanti kan (dalihnya) kami akan usulkan damai-damai kok kalau sudah terjadi lepas tangan saja kan tapi gak mau tanggung jawab atas konsekuensi ini,"kata Yasonna Laoly.
"Ini gerakan sistematik. Nanti kalau terjadi kerusuhan tanggung jawab gak? Dijamin gak? Karena ini tujuannya sampai batal, seolah-olah ini mau kiamat saja UU Omnibus Law Cipta Kerja," tandasnya.