Cerita Khofifah Kenang Kewalian Gus Dur saat Calonkan Diri Jadi Presiden

Sabtu, 12 Desember 2020 | 20:14 WIB
Cerita Khofifah Kenang Kewalian Gus Dur saat Calonkan Diri Jadi Presiden
Almarhum Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur. [Twitter@tsamaraDKI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenang kisahnya menjadi saksi perjalanan KH. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, saat mencalonkan sebagai Presiden RI.

Pencalonan tersebut, kata Khofifah, diambil setelah laporan pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie ditolak oleh MPR.

"Sekitar pukul 00.55 WIB, saat itu (Gus Dur) menelpon saya, ini saya masih di sidang MPR. (Gus Dur bilang) ‘Mbak Khofifah saya mencalonkan presiden, saya mencalonkan presiden’," ujar Khofifah meniru ucapan Gus Dur saat menghadiri Festival Gusdurian, Sabtu (12/12/2020).

Khofifah mengungkapkan, ketika itu Gus Dur belum menyiapkan persyaratan untuk pencalonan presiden.

Dia lantas menghubungi Yenny Wahid, putri Gus Dur, untuk menjelaskan berkas yang dibutuhkan.

Selanjutnya, ia menghubungi rekan-rekannya sekitar pukul 02.30 WIB untuk meminta surat kelengkapan berkas.

"Tidak ada persyaratan apapun yang disiapkan oleh Gus Dur. Setelah itu saya menelepon beberapa teman, saya minta ini 'Sudah jam setengah 3, apakah itu Pengadilan Negeri, apa itu Kapolres, PTUN, datangi yang mana yang bisa diketuk pintunya untuk mencari persyaratan pencalonan Gus Dur sebagai Presiden'," ucap dia.

Tak mau repot-repot memikirkan kesulitan itu, Gus Dur pun membuat surat-surat itu sendiri.

Surat kelakuan baik ditandatanganinya sendiri. Begitu pula surat yang lain.

Baca Juga: Bukan Cuma Kementerian Sosial, Gus Dur Juga Pernah Bubarkan Satpol PP

"Nama KH Abdurrahman Wahid, alamat Ciganjur, menyatakan dengan sebenarnya saya berkelakuan baik. Ditandatangani sendiri," ujar Khofifah.

Kemudian, kata Khofifah, dirinya menyambangi Ketua Fraksi MPR Yusuf Muhammad soal pencalonan Gus Dur sebagai presiden.

Sekitar pukul 05.30 WIB, Khofifah bersama Arifin Junaidi, salah satu orang kepercayaan Gus Dur, kemudian mendaftarkan Gus Dur menjadi presiden ke MPR.

Pasalnya batas waktu penutupan pendaftaran calon presiden (capres) ditutup pukul 07.00 WIB.

"Jam 06.00, saya ke Gedung KK 1 (MPR) bersama Cak Arifin mendaftarkan Gus Dur menjadi calon presiden, bukan datang bersama rombongan," kata dia.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (Foto: Arry Saputra)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (Foto: Arry Saputra)

Kemudian, Khofifah pun cemas saat menyerahkan berkas-berkas pendaftaran tersebut.

Ajaibnya, berkas itu dinyatakan telah memenuhi persyaratan. Sehingga Gus Dur bisa bersaing dengan Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden.

"Kemudian dibaca oleh Sekjen DPR, mau pingsan ya saya. Subhanallah di sinilah wali-nya Gus Dur. Sekjen MPR bilang seluruh persyaratan kelengkapan calon presiden atas nama KH Abdurrahman Wahid dinyatakan lengkap. Setelah itu Gus Dur terpilih (jadi capres)," ucap dia.

Pada pukul 14.00 WIB, Khofifah kembali dihubungi Gus Dur untuk mencari lima nama calon wakil presiden.

Cawapres yang dipilih Gus Dur ketika itu yakni Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Namun setelah menghubungi PDIP, mereka tidak mau menyiapkan berkas. Sebab pihak PDIP tidak mencalonkan Megawati sebagai cawapres, namun sebagai capres.

Hingga pukul 02.30 WIB dini hari, ia belum mendapatkan syarat kelengkapan berkas cawapres.

"Apa yang terjadi, kemudian Bismillah, atas perintah Gus Dur saya melaksanakan ini," ucap Khofifah yang menjabat Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Gus Dur.

Khofifah menyebut dirinya yang mengantarkan satu lembar berkas pencalonan Megawati sebagai cawapres dari Gus Dur.

"Saat itu yang mengantarkan pencalonan Ibu Megawati sebagai Cawapres saya sendiri. Tidak ada dari PKB, nggak ada yang mau menemami. Kalau dari PDIP memang tidak mencalonkan Ibu Megawati sebagai cawapres, tetapi sebagai capres. Satu lembar tertulis bahwa Fraksi PKB mencalonkan Ibu Megawati sebagai cawapres dari Presiden KH Abdurrahman Wahid," ucap dia.

Megawati Soekarnoputri ketika masih menjadi Wakil Presiden RI tengah memberikan permen kepada Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid di Jakarta, 6 Juni 2001. [Weda/AFP]
Megawati Soekarnoputri ketika masih menjadi Wakil Presiden RI tengah memberikan permen kepada Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jakarta, 6 Juni 2001. [Weda/AFP]

Kemudian ia pun menyerahkan satu lembar berkas tersebut kepada petugas di Gedung KK 1 MPR.

Saat penyerahan berkas, ia kembali ditanyakan petugas terkait berkas lainnya.

Khofifah lantas menjawab bahwa Megawati sebelumnya telah lolos administrasi saat mendaftar jadi capres.

Sehingga berkas tidak diperlukan lagi saat Megawati didaftarkan jadi cawapres.

Petugas itu pun akhirnya bisa menerima alasan itu dan meloloskan pendaftaran Megawati sebagai cawapres Gus Dur dari PKB.

"(Dalam hati) pokoe Bismillah, Gus Dur dalem nderek panjenengan. Ini tugas panjenengan (pokoknya Bismillah, Gus Dur saya manut/ikut (perintah) Anda. Saya manut karena ini tugas (dari) Anda—red). Saya cuma kasih tahu (ke petugas) ini surat pencalonan sebagai calon wakil presiden. Persyaratan lain kan kemarin sudah (saat Megawati) nyalon presiden. Berarti sama itu surat kelengkapan persyaratannya," ujarnya.

"Subhanallah inilah titik kedua yang kita bisa melihat bahwa Gus Dur wali. Kalau sekarang pun dicari di Kementerian Hukum dan HAM pasti akan mendapatkan dokumen yang persis yang saya bilang," pungkas Khofifah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI