Dosen itu menjelaskan apabila tidak perlu skripsi yang sempurna. Apapun hasilnya beliau dan mahasiswa adalah tim. Jika ada kesalahan bisa memperbaiki skripsi bersama-sama.
"Dijadikan sebisa-bisanya. Jelek? Tipis? Awut-awutan? Enggak apa-apa. Kita satu tim, saya bukan musuhmu, saya partnermu. Kita perbaiki sama-sama. Bisa ya?" terang dosen pada mahasiswa bimbingannya.
Para pengguna Twitter yang membaca cuitan pesan dosen itu memberikan respon postitif.
"Dosenmu bener, yang buat lama skripsi yang terbesar itu rasa malas. Waktu aku skripsi, duh stresnya. Padahal saat itu dospem sangat baik dan orangtua enggak ngepush buat buru-buru lulus. Tapi diri ini saja malas," komentar seorang warganet.
"Dosennya sama-sama pergertian ke anak bimbingannya kayak aku dulu. Semangat ya! Capek istirahat!" ucap yang lain.
"Keren banget dosennya makasih kalimatnya menyadarkanku," sahut lainnya.
"Keren dosbingmu ngab, kata-katanya sungguh dalam," timpal warganet lain.