Dunia Sudah Tidak Sama Lagi Seperti Sebelum Pandemi COVID-19, Rentan Penyakit Menular

Selasa, 07 Juni 2022 | 09:18 WIB
Dunia Sudah Tidak Sama Lagi Seperti Sebelum Pandemi COVID-19, Rentan Penyakit Menular
Petugas kesehatan melakukan swab PCR kepada warga di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (31/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Epidemiolog menyatakan dunia sudah tidak sama lagi seperti sebelum pandemi COVID-19. Dunia makin rawan dan rentan dengan penyakit menular.

Hal itu dikatakan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman.

Kondisi dunia saat ini semakin rawan berbagai jenis wabah dan lahirnya varian virus selain COVID-19 yang dapat mengancam kualitas kesehatan manusia.

Kondisi Bumi saat ini sudah jauh lebih buruk.

Kualitas udara baik di dalam maupun luar ruangan kian hari tidak membaik.

Akibatnya, banyak penyakit yang menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran pernapasan atas.

“Ini harus disadari bahwa dunia sudah tidak sama lagi seperti sebelum pandemi COVID-19. Dunia semakin rawan, semakin rentan terhadap penyakit menular khususnya yang (menularkan, red.) lewat udara,” kata dia di Jakarta, Senin.

Sementara itu perilaku manusia yang semakin berubah dan terkadang tidak peduli dengan alam.

Itu juga menjadi salah satu penyebab munculnya wabah ataupun virus yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

Baca Juga: Ilmuwan: Bayi yang Lahir Selama Masa Pandemi Covid-19 Alami Dampak pada Perkembangannya

“Masing-masing sudah harus bisa menilai, ada di mana kita, apakah kualitas udara di kantor misalnya itu sudah diperbaiki? Sebenarnya seperti masalah COVID-19, jangan hanya vaksinasi tapi kualitas udara juga harus diperbaiki. Apakah AC dalam ruangan sudah pakai ultraviolet atau sirkulasi udaranya bagaimana,” ujar dia.

Belajar dari pengalaman wabah kolera atau infeksi penyakit yang ditularkan melalui air yang sudah terkontaminasi, Dicky mengatakan semua pihak harus meningkatkan pengetahuan akan sebab akibat serta upaya melindungi diri dari sebuah wabah tersebut.

Misalnya saat wabah kolera, cara yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kualitas air dan mengubah perilaku hidup jadi lebih bersih, sedangkan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari polusi ataupun penularan penyakit melalui udara adalah dengan menggunakan masker.

Berdasarkan salah satu riset terkait penggunaan masker saat pandemi COVID-19, ia membeberkan bahwa masker dapat menurunkan sampai 80 persen risiko penularan pada saat berhadapan dengan gelombang varian COVID-19.

Dicky mengatakan negara yang mewajibkan warganya untuk memakai masker memiliki jumlah kematian yang lebih rendah.

Perbandingan kematiannya bisa mencapai 50 per satu juta orang dengan negara yang tidak mewajibkan menggunakan masker ketika terjadi gelombang besar seperti akibat varian Delta lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI