Suara.com - Prabowo Subianto di era Orde Baru memiliki karir mentereng di militer. Bagaimana tidak, dia menjadi Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) di masa-masa akhir rezim Soeharto.
Sayangnya, jabatan Prabowo lengser seiring dengan runtuhnya kekuasaan sang mertua, Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.
Prabowo dilengserkan oleh BJ Habibie sehari setelah transisi kepresidenan. Mulanya Prabowo dipecat karena dikhawatirkan akan lakukan kudeta.
Namun saat diusut, rupanya pelengseran Prabowo bukan murni keinginan Habibie. Purna yang kini jadi Menteri Pertahanan itu dilengserkan atas rekomendasi sang mertua, Presiden Soeharto.
Baca Juga: Ferdy Sambo Gugat Jokowi dan Kapolri Dianggap untuk Mengulur Waktu: Kasusnya Jadi Beban Negara!
Hal ini yang membuat Prabowo merasa dikhianati oleh ayah kandung dari istrinya sendiri, Siti Hediati Hariyadi.
"Jadi waktu saya jumpa Pak Habibie, saya tanya pak Habibie, Pak Habibie apa tahu rencana pergantian saya? tahu [kata Habibie] apa ini keputusan bapak benar katanya," kata Prabowo dalam video lamanya di perbincangan bersama Andy F Noya.
"Saya tanya kenapa saya harus diganti dia bilang ini permintaan mertua anda Pak Harto, saya syok," imbuhnya.
Pernyataan Habibie kala itu sontak membuat prabowo merasa disamber gledek. Dia mengaku tak menyangka jika pencopotannya adalah permintaan dari Soeharto.
"Ya mungkin tadi ya kalau saya lihat kan saya syok saya kecewa tapi kalau sekarang setelah sekian tahun saya lebih menerima," ungkap Prabowo.
Baca Juga: Berjalan Aman dan Kondusif, Pelaksanaan Tahun Baru 2023 di Indonesia Terkendali
Lebih lanjut, Prabowo menyebutkan ada inkonsistensi dari pernyataan Habibie.
Saat awal ditanya, Habibie menyebutkan bahwa rencana pencopotannya adalah atas permintaan Soeharto, namun saat ditanya lagi pada 2004, Habibie memiliki jawaban yang berbeda.
"Dalam kondisi sekarang waktu itu kan pengakuan Pak Habibie kepada saya waktu awal 2004 mau maju konvensi Golkar saya sowan ke Jerman, kita bicara di situ beliau ceritanya lain yang meminta saya diberhentikan katanya negara super power," ujar Prabowo.
"Dulu bilangnya Pak Harto tapi 2004 bilangnya negera super power," imbuhnya.
Berbeda dengan Habibie, dalam buku biografi ayah Prabowo yakni ekonomi dan politikus Soemitro Djojohadikoesoemo menyebutkan bahwa Prabowo dicopot karena ada dugaan bisa menjadi putra mahkota yang ingin menggantikan Soeharto.
Kendati demikian, Prabowo tak mau bicara banyak soal isi buku dari sang ayah.
"Saya enggak bisa menduga pemikiran tokoh tua itu kan, saya waktu itu bekerja mengabdi dan didorong oleh rasa patriotisme saya enggak begitu tahu ada dugaan kolusi [untuk melengserkan Soeharto]," tuturnya.