Menurut psikolog Mark Gaskell, judi di Inggris sudah membuat banyak orang menjadi korban. Bahkan menurutnya peraturan hukum dari negara tak bisa berbuat banyak mengatasi hal itu.
"Perjudian bisa jadi merupakan sesuatu yang dilakukan sebagai hiburan untuk bersenang-senang. Namun di Inggris, kita tidak menciptakan industri perjudian yang mendunia hanya karena melihat masifnya pangsa penjudi," kata Gaskell seperti dikutip dari Menshealth.com.
"Industri judi tidak menarik Anda untuk bersenang-senang. Mereka ingin membuat Anda menjadi lebih adiktif. Dan sayangnya undang-undang dan peraturan kita tidak bisa melindungi itu semua, mulai dari anak-anak hingga remaja di usia produktif. Ini bahaya yang sangat besar," sambungnya.
Menurut Gaskell, di klinik yang ia buka untuk para penjudi, banyak remaja usia produktif datang sembuh dari kecanduan. Gaskell mengatakan bahwa mayoritas pasiennya ialah penggemar sepak bola.
Faktanya memang ada pandemi, begitu kata James 51 tahun seorang penggemar Manchester City melihat masifnya judi online sepak bola.
James mengaku bahwa ia telah berjudi bertahun-tahun dan menghabiskan setengah juta pound, 90 ribu poundsterling diantaranya ialah hipotek milik ibunya.
"Ada ribuan anak yang selalu ingin bertaruh di pertandingan sepak bola. Percayalah. Mereka akan sulit lepas dari itu. Itu sudah ada dipikiran mereka dan tidak akan pernah berhenti," kata James.
Pemerintah Inggris sendiri ramai dikritik. Hal ini lantaran baru tahun lalu pemerintah menerbitkan draft rancangan undang-undang baru mengenai industri judi.
Draft baru ini dianggap terlembat karena saat ini industri judi telah bermutasi dan semakin ganas di era daring. Apalagi di draft baru undang-undang itu tidak diatur dengan tegas terkait pembatasan iklan judi via daring.
Baca Juga: Hadi Tjahjanto Jamin Satgas yang Dipimpinnya Bersih dari Aparat TNI-Polri Pemain Judi Online
Apalagi khsuus di Liga Inggris, sponsor rumah judi terpampang nyata di jersey klub. Baru pada musim 2026/2027, sponsor judi dilarang ada di jersey klub.
Meski aturan ini ditentang oleh Dewan Taruhan dan Permainan atau BGC--lembaga yang mengatur industri judi di Inggris.
Sebelumnya, pemerintah Tony Blair pada 2005 meliberalisasi undang-undang perjudian.
Undang-undang ini membuat pelaku industri judi untung besar. Isi undang-undang itu diantaranya taruhan maksimum 2 pounsterling atau setara Rp41 ribu pada mesin slot daring.
Perjudian daring sendiri dianggap mayoritas masyarakat Inggris paling merusak. Menariknya, sejumlah lembaga independen yang melakukan penelitian bahayanya judi justru didanai industri judi itu sendiri.