Meutya menyampaikan bahwa transformasi ini bukan sekadar penyesuaian nama, melainkan langkah konkret dalam mengoptimalkan potensi teknologi digital dalam pemerintahan.
“Komunikasi ke depan berbasis digital, dan kita tahu PR kita adalah bagaimana mengamankan data-data kita,” ujar Meutya.
Di era digital yang semakin kompleks, Meutya dihadapkan pada tantangan besar seperti pelindungan data pribadi, penguatan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), serta pemberantasan perjudian daring.
Tantangan ini menjadi bagian dari amanat Presiden Prabowo kepada Meutya, yang mengharapkan langkah tegas dalam memerangi kejahatan siber dan memastikan keamanan data masyarakat.
Pendekatan Inklusif dalam Transformasi Digital
Sebagai sosok perempuan pertama yang menduduki posisi ini, Meutya Hafid menghadapi harapan tinggi untuk menjadikan transformasi digital di Indonesia lebih inklusif.
Ia fokus pada pengembangan talenta digital, dukungan terhadap startup teknologi, serta pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mendorong daya saing Indonesia di era global.
Dengan pengalaman, keteguhan, dan visinya, Meutya Hafid diharapkan dapat menghadirkan solusi nyata dalam mengatasi berbagai persoalan digital yang dihadapi Indonesia saat ini.
Kehadirannya membawa harapan baru dalam mengawal Indonesia menuju masa depan yang lebih digital dan terintegrasi.
Baca Juga: Waspada Euforia Awal Era Prabowo Subianto, BI Pantau Ketat Risiko Inflasi