Industri Sawit Nasional Hadapi Tantangan Stagnasi, GAPKI Tekankan Peningkatan Produktivitas dan Kesejahteraan Buruh

Selasa, 25 Februari 2025 | 21:45 WIB
Industri Sawit Nasional Hadapi Tantangan Stagnasi, GAPKI Tekankan Peningkatan Produktivitas dan Kesejahteraan Buruh
Petani Sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menggelar aksi demonstrasi di depan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri kelapa sawit tetap menjadi pilar penting bagi perekonomian Indonesia, dengan kontribusi signifikan terhadap penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja.

Pada tahun 2023, sektor ini menyumbang sekitar Rp 470 triliun dalam devisa negara serta menyediakan lapangan pekerjaan bagi 16,2 juta orang. Namun, di tengah peran strategisnya, industri sawit menghadapi tantangan produksi produksi yang stagnan, sehingga dapat menghambat ekspor.

Mewakili Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), pengurus pusat GAPKI Memed Kosasih menyoroti pentingnya peningkatan produktivitas dan kesejahteraan buruh dalam menjaga keberlanjutan industri ini.

Menurut Memed, meskipun industri sawit menunjukkan kinerja yang membanggakan, tantangan besar masih perlu dihadapi.

“Salah satunya yakni industri kelapa sawit saat ini dihadapkan pada produksi yang stagnan atau cenderung menurun, sementara konsumsi dalam negeri terus mengalami peningkatan, khususnya untuk pangan, oleokimia, dan biodiesel,” ujarnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025).

Pengurus Pusat GAPKI Memed Kosasih dalam dialog bertajuk Buruh Dalam Tata Kelola Sawit Berkelanjutan di kawasan Jakarta. (Suara.com/Kayla Nathaniel Bilbina)
Pengurus Pusat GAPKI Memed Kosasih dalam dialog bertajuk Buruh Dalam Tata Kelola Sawit Berkelanjutan di kawasan Jakarta. (Suara.com/Kayla Nathaniel Bilbina)

Ia menegaskan bahwa tanpa upaya khusus dalam peningkatan produktivitas, ekspor sawit bisa mengalami penurunan signifikan.

Oleh karena itu, GAPKI menekankan perlunya strategi untuk meningkatkan hasil produksi melalui berbagai langkah, salah satunya dengan meningkatkan prioritas pekerja.

GAPKI mengakui bahwa kesejahteraan pekerja menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas dan produktivitas industri sawit.

Dalam beberapa tahun terakhir, GAPKI telah aktif bekerja sama dengan Jejaring Serikat Pekerja Buruh Sawit Indonesia (JAPBUSI) membentuk Jaga Sawitan sebagai wadah dialog sosial antara pengusaha, buruh, dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca Juga: Danantara Tak Bisa Diaudit KPK dan BPK, Mahfud MD Cemas: Kok Bisa Institusi Tak Bisa Diawasi?

“GAPKI terus melakukan perbaikan-perbaikan dan berkomitmen mempromosikan kerja layak di perkebunan kelapa sawit,” kata Memed.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI