Suara.com - Sebanyak 32 persen warga Banten menyatakan kurang puas terhadap kepemimpinan Gubernur Banten Andra Soni. Data tersebut didapat dari rilis survei Indikator Politik Indonesia.
Menanggapi hal itu, Gubernur Banten Andra Soni menegaskan bahwa fokus utama pemerintahannya adalah memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan baik.
Terlepas dari hasil survei tingkat kepuasan 100 hari kerja yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia.
“Survei merupakan metodologi penelitian yang penting untuk kita pahami bersama. Bagi saya, ini adalah produk ilmiah yang bisa dijadikan alat evaluasi. Tapi yang paling utama, bagaimana pelayanan kepada masyarakat bisa terlaksana dengan baik,” ujarnya, dilansir dari Antara, Minggu 1 Juni 2025.
Ia mencontohkan upaya percepatan pengoperasian dua rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Banten yang sebelumnya belum berfungsi sebagai bentuk pelayanan nyata yang langsung menyentuh masyarakat.
“Salah satunya sudah berdiri tiga tahun, tapi belum melayani masyarakat. Ini kami kebut agar masyarakat segera merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Selain kesehatan, Andra juga menyoroti pentingnya efisiensi anggaran untuk mendukung program pembangunan yang berdampak langsung, seperti infrastruktur desa melalui program Bangun Jalan Desa Sejahtera (Bang Andra).
“Efisiensi anggaran yang kami lakukan bukan untuk penghematan semata, tapi agar bisa dialihkan ke program-program prioritas yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” ujar dia menjelaskan.
Gubernur juga menyebut program sekolah gratis untuk SMA dan SMK swasta tengah disiapkan. Ia menilai wajar bila hasil survei belum menangkap dampaknya karena program tersebut belum diimplementasikan penuh.
Baca Juga: Wisata Agro Bukit Waruwangi, Tempat Terbaik untuk Menikmati Long Weekend
“Sekolah gratis untuk SMA dan SMK swasta sedang kami siapkan dan akan segera dilaksanakan. Jadi wajar kalau dalam survei belum bisa terlihat dampaknya,” ujarnya.
Andra mengajak semua pihak melihat kinerja kepala daerah secara utuh dan tidak semata dari angka survei. Menurutnya, setiap daerah memiliki konteks dan tantangan yang berbeda.
“Seperti di Yogyakarta, misalnya, Gubernurnya tidak dipilih lewat pilkada, tetapi berdasarkan keistimewaan undang-undang. Sedangkan di Banten, kami dipilih langsung oleh rakyat, tentu dinamikanya berbeda,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa arah pembangunan Provinsi Banten tetap berjalan sesuai rencana, dengan pergeseran dan perubahan anggaran yang disusun untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
“Pembangunan Banten akan terus berjalan. Yang penting adalah memastikan masyarakat merasakan dampaknya secara langsung. Itu tujuan utama kami,pelayanan publik yang nyata dan merata,” kata Andra.
Pernyataan Andra disampaikan merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis baru-baru ini. Survei tersebut mengukur tingkat kepuasan publik atas kinerja enam gubernur di Pulau Jawa, termasuk Provinsi Banten.
Survei dilakukan pada 12–19 Mei 2025 dengan metode wawancara tatap muka dan melibatkan 400 responden di Banten. Hasilnya, 3 persen menyatakan sangat puas, 48 persen cukup puas, 32 persen kurang puas, dan 3 persen tidak puas sama sekali terhadap kinerja Gubernur Banten.
Sementara 15 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu. Survei ini memiliki margin of error sebesar +/-5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sekilas Tentang Andra Soni
Andra Soni lahir 12 Agustus 1976 adalah seorang politikus dan wirausahawan asal Indonesia yang terpilih sebagai Gubernur ke-5 Banten untuk masa jabatan 2025 hingga 2030 dari Partai Gerindra.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Banten periode 2019-2024. Ia juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Banten.
Kehidupan awal
Andra Soni lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1976. Ia merupakan anak dari pasangan Zainal Abidin dan Yasni bersuku Piliang asal Jorong Pincuran Gadang, Nagari Andaleh, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Sang ayah adalah seorang petani, lalu pindah ke Pekanbaru menjadi pekerja konstruksi, sebelum berimigrasi secara ilegal ke Malaysia dan bekerja di perkebunan kelapa sawit.
Usai menyelesaikan pendidikan dasar di Malaysia, Andre kembali lagi ke Indonesia. Ia pindah ke Ciledug, Tangerang dan tinggal bersama kakaknya, menyelesaikan SMA dengan dukungan finansial dari pemilik rumah yang mereka sewa (putra menteri dalam negeri pertama Indonesia Wiranatakusumah V).
Setelah menamatkan SMA, ia sudah bekerja sebagai kurir di sebuah perusahaan. Begitu tamat, ia bekerja di PT Prastapindo Abadi Sejahtera, PT Pura Kentjana Jakarta, dan PT Air Supremasi Indonesia. Ia akhirnya menjadi manajer di perusahaan tersebut sebelum mendirikan perusahaan logistik miliknya sendiri, PT Antaran Sukses Express.