Keempat, mobilitas jemaah yang tidak terkendali. Dijelaskan Mukhlis, banyak jemaah berpindah tenda secara sepihak untuk berkumpul dengan kerabat atau kelompok bimbingan dari daerah asal.
![Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi saat rapat koordinasi persiapan kedatangan jemaah haji di Mekkah, Arab Saudi. [Kemenag]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/12/98999-ketua-ppih-arab-saudi-muchlis-hanafi.jpg)
“Perpindahan ini memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan,” paparnya.
Kondisi itu juga berdampak pada gangguan distribusi konsumsi jemaah. Selama di Arafah, jemaah haji Indonesia mendapatkan lima kali makan pada 8-9 Zulhijjah 1446 H.
Penempatan jemaah yang tidak sesuai rencana menyulitkan pihak syarikah/markaz proses distribusi makanan dan logistik.
“Sebagian jemaah tidak mendapatkan jatah makan tepat waktu karena data distribusi di Markaz/Syarikah tidak cocok dengan kondisi riil,” ujar Mukhlis.
Langkah Mitigasi PPIH
PPIH Arab Saudi langsung mengurai kepadatan dan memastikan seluruh jemaah mendapat tempat yang layak dan distribusi konsumsi yang lebih baik.
Hal itu dilakukan dengan menyisir dan memvalidasi ulang kapasitas tenda.
Mukhlis menjelaskan bahwa petugas melakukan penyisiran menyeluruh ke tenda-tenda Arafah dan menemukan banyak kasur yang seharusnya kosong sudah ditempati oleh jemaah.
Baca Juga: Hingga Hari Ke-39, 175 Jemaah Haji asal Indonesia Meninggal, Mayoritas karena Jantung
“Pemetaan ulang menunjukkan bahwa beberapa tenda masih menyimpan kapasitas tambahan,” ucap Mukhlis.
Kemudian mengalihkan tenda petugas untuk jemaah. Setidaknya ada tiga tenda petugas di wilayah Markaz 105 (Syarikah Rifadah) yang dialihfungsikan dan dipakai untuk menampung jemaah yang belum mendapatkan tempat.
Kemudian PPIH Arab Saudi juga melobi pihak Syarikah untuk menyiapkan tambahan tenda.
“PPIH bernegosiasi dengan beberapa syarikah agar menyediakan tenda tambahan guna menampung kelebihan jemaah,” ungkap Mukhlis.
Selain itu, tenda utama Misi Haji Indonesia juga turut dimanfaatkan untuk menampung jemaah.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief secara khusus melakukan komunikasi intensif dengan Kemenhaj.