Gibran, yang merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo, kini telah resmi menjabat sebagai Wakil Presiden terpilih.
Kelompok-kelompok relawan seperti Gibranku memainkan peran penting dalam mendongkrak elektabilitas Gibran di mata publik.
Namun, mereka juga menuai kritik tajam dari kalangan yang menganggapnya sebagai simbol politik dinasti.
Pangeran Mangkubumi jelas merupakan sosok penting di dalam Gibranku.
Pangeran Mangkubumi Diskakmat Rocky Gerung
Diskusi yang disuguhkan dalam Program Bersuara membahas isu pemakzulan Gibran, yang diusulkan oleh sejumlah purnawirawan TNI.
Pangeran Mangkubumi menyatakan keprihatinannya terhadap narasi politik yang menurutnya bising namun minim substansi.
Dia menyebut bahwa usulan para purnawirawan tersebut tidak menyentuh persoalan fundamental dan hanya menambah kegaduhan politik di ruang publik.
Untuk menggambarkan pendapatnya, Pangeran menggunakan analogi "anechoic chamber."
Baca Juga: Putri Anies Baswedan Tembus Universitas Harvard Jalur Beasiswa, Dibandingkan dengan Anak Jokowi
Istilah tersebut merujuk pada ruangan senyap di mana seseorang bisa mendengarkan detak jantung dan suara tubuhnya sendiri karena heningnya suasana.
Menurutnya, bangsa ini perlu masuk ke dalam "spektrum keheningan" semacam itu agar bisa benar-benar mendengar aspirasi rakyat.
Alasannya agar kita dalam memilah mana persoalan yang benar-benar penting untuk diselesaikan, dan mana yang sekadar polemik kosong.
Pangeran juga merasa publik seolah kita terus digiring untuk menonton polemik yang gaduh dari sisi narasi, tapi hening dalam substansi.
Dia lalu mengajak generasi muda untuk tidak terjebak dalam kebisingan politik dan lebih peka terhadap denyut nadi masyarakat.
Namun pernyataan ini langsung dipatahkan oleh Rocky Gerung dengan gaya khasnya yang tajam dan satir.