Warga Israel Larang Orang Afrika Masuk Bunker: Ini Khusus Bangsa Yahudi

Bernadette Sariyem Suara.Com
Sabtu, 21 Juni 2025 | 15:45 WIB
Warga Israel Larang Orang Afrika Masuk Bunker: Ini Khusus Bangsa Yahudi
Cuplikan gambar dari video yang bertebaran di media sosial, dengan narasi warga Arab Israel dan Yahudi Ethiopia dilarang warga Israel kulit putih masuk bunker, saat dihujani rudal Iran. [X]

Suara.com - Tatkala sirene meraung-raung dan ancaman rudal Iran memaksa semua orang mencari perlindungan, krisis lain yang lebih busuk justru muncul ke permukaan di Israel.

Laporan-laporan dari berbagai kota mengungkap pemandangan memilukan: warga Israel sendiri ditolak masuk ke dalam bunker hanya karena etnisitas dan warna kulit mereka.

Pengamat-pengamat mengungkap inilah wajah asli dari Israel, yang kerap memproklamirkan diri sebagai "satu-satunya demokrasi di Timur Tengah".

Ketika ketakutan akan serangan balasan mencengkeram, ruang-ruang perlindungan bawah tanah alias bunker yang seharusnya menjadi tempat aman bagi semua warga negara, justru berubah menjadi arena segregasi dan rasisme yang terang-terangan.

Puluhan kesaksian yang menyebar di media sosial dan dilaporkan oleh aktivis hak asasi manusia melukiskan gambaran yang suram.

Di kota-kota seperti Tel Aviv, Ashdod, dan Beersheba, keluarga-keluarga Arab-Israel—yang notabene adalah warga negara sah—diusir dan dilarang masuk ke bunker-bunker publik maupun yang berada di gedung apartemen pribadi.

Alasan yang diberikan seringkali brutal dan tanpa tedeng aling-aling: "Bunker ini hanya untuk orang Yahudi."

Jeritan dari Warga yang Dianggap "Liyan"

Ironi yang paling pahit adalah, rudal tidak memilih target berdasarkan agama atau etnis.

Baca Juga: Israel Tuduh Iran Serang RS Soroka, Pengamat Ungkap Fakta Mengejutkan!

Namun, di darat, manusia justru menciptakan diskriminasi mereka sendiri.

Seorang warga Palestina berkewarganegaraan Israel dari Jaffa berbagi pengalamannya dengan getir.

"Kami berlari bersama anak-anak kami saat mendengar sirine. Kami mencoba masuk ke bunker di gedung sebelah, tapi seorang pria menghalangi pintu dan berteriak, 'Tidak ada tempat untuk orang Arab di sini!'" kata dia.

"Di momen itu, saya lebih takut pada tetangga Yahudi saya daripada pada rudal di atas kepala saya. Mereka melihat kami sebagai musuh internal, bukan sebagai sesama warga negara yang juga ketakutan," ungkapnya kepada sebuah LSM lokal.

Fenomena ini bukanlah hal baru dan tidak hanya menimpa warga Arab.

Komunitas Yahudi Ethiopia (Beta Israel) juga telah lama melaporkan perlakuan diskriminatif serupa.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI