"Terakhir 'saya bungkam mulut kamu sampai mati'," katanya.
Ita Fatia Nadia mengakui, suaminya adalah seorang tapol alias tahanan politik. Namun kondisinya tak seperti dirinya yang bisa beraktivitas dengan normal.
"Suami saya tapol, tapi sudah sepuh, sedang sakit, tapi kami semua merawat dengan cinta kasih," katanya.
Tapi alih-alih takut dengan ancaman tersebut, Ita Fatia kembali bersuara. Terbukti dengan kedatangannya di siniar Bocor Alus Tempo dan bicara lantang soal peristiwa pemerkosaan 1998.
Sebagai informasi, ini bukan kali pertama Ita Fatia mendapat ancaman. Di tahun peristiwa itu terjadi, ia yang mendampingi korban, Fransisca mendapat teror.
"Teror yang pertama adalah saat saya mengurus Fransisca dan dua anak di Pondok Bambu. Saya mendapatkan surat kalau anak saya akan diculik," kata Ita Fatia.
Ancaman itu bukan hanya menghampiri Ita, melainkan juga guru dari anaknya.
Keluarga Ita Fatia Nadia tahu soal ancaman ini. Orangtua Ita yang saat itu ada di Yogyakarta, datang menemui dirinya.
"Orangtua saya dari Jogja datang dan membawa anak-anak. Ibu saya bilang, kamu tetap bekerja, anak-anak bersama kami," kata Ita Fatia.
Baca Juga: Giliran Menteri HAM Natalius Pigai Bikin Gaduh soal Pemerkosaan Massal 1998