Menlu Iran Bertemu Putin Usai Serangan Nuklir Oleh AS, Rusia Pecahkan "Perang Dunia"?

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 23 Juni 2025 | 17:35 WIB
Menlu Iran Bertemu Putin Usai Serangan Nuklir Oleh AS, Rusia Pecahkan "Perang Dunia"?
Presiden Rusia Vladimir Putin. [ALEX THERRIEN/ EPA]

Suara.com - Pasca serangan Israel dan Amerika Serikat terhadap situs nuklir di Iran. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, tiba di Moskow pada Ahad malam (22/6/2025) untuk mengadakan pembicaraan krusial dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Kunjungan ini bertujuan untuk membahas serangan terbaru yang dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat terhadap situs nuklir di Iran, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita semi-resmi Mehr dan dilansir oleh Anadolu.

 Araghchi dijadwalkan untuk berkonsultasi dengan Putin dan para pejabat senior Rusia pada Senin (23/6/2025) mengenai isu-isu regional dan internasional yang muncul pasca-serangan tersebut. Pertemuan ini menjadi sangat penting mengingat pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Ahad (22/6/2025), yang mengklaim bahwa pasukannya telah membombardir tiga situs nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.

Menurut klaim AS, serangan tersebut melibatkan enam bom penghancur bunker yang dijatuhkan di fasilitas Fordo menggunakan pembom siluman B-2, bersama dengan 30 serangan rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam menuju fasilitas Natanz dan Isfahan. Serangan ini merupakan eskalasi terbaru dalam agresi militer Israel yang didukung AS terhadap Iran sejak 13 Juni, yang sebelumnya telah memicu Teheran untuk melancarkan serangan balasan terhadap Israel.

 Dampak konflik ini telah menelan banyak korban. Pihak berwenang Israel melaporkan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan rudal Iran. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran mencatat 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 orang luka-luka akibat serangan yang dilakukan oleh Israel.

Secara terpisah, kantor berita TASS melaporkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak memiliki rencana langsung untuk berbicara dengan Presiden AS Donald Trump setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Namun, Kremlin menambahkan bahwa panggilan telepon dapat diatur dengan cepat jika diperlukan. Situasi ini menunjukkan semakin merapatnya Iran ke Moskow di tengah ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

Ilustrasi perang Iran Israel. (Foto: Ist)
Ilustrasi perang Iran Israel. (Foto: Ist)

Rusia dan Iran telah memperkuat aliansi strategis mereka dengan penandatanganan "perjanjian kemitraan komprehensif" pada Januari lalu. Meskipun perjanjian ini tidak secara eksplisit mengharuskan kedua negara untuk saling membela jika salah satu diserang, kolaborasi ini jelas mempererat hubungan bilateral mereka.

Sementara itu, dalam panggilan telepon pada Kamis (19/6/2025) lalu, Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah mengutuk keras serangan Israel terhadap Iran, menurut pernyataan dari Kremlin dan Kementerian Luar Negeri Tiongkok. Meski pernyataan tersebut tidak secara langsung menyebut Amerika Serikat, pesan Xi dapat diinterpretasikan sebagai teguran terselubung terhadap tindakan Trump. Perkembangan ini mengindikasikan pergeseran dinamika kekuatan global dan pembentukan aliansi di tengah krisis Timur Tengah.

Baca Juga: Harga Minyak Naik, Rupiah Melemah: Awas Harga BBM Bisa Melambung Tinggi!

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI