Suara.com - Denny Januar Ali, atau lebih dikenal dengan nama Denny JA, telah resmi diangkat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha Pertamina di sektor hulu migas.
Pengumuman ini disampaikan melalui laman resmi perusahaan pada Kamis, 10 Juli 2025, dan menjadi bagian dari perombakan jajaran komisaris yang dilakukan oleh pemegang saham.
Penunjukan Denny JA menjadi perhatian publik karena kiprahnya yang luas di berbagai bidang, mulai dari politik, riset sosial, hingga kebudayaan.
Bersamaan dengan pengangkatan tersebut, sejumlah nama lain juga turut masuk dalam susunan dewan komisaris terbaru.
Mereka adalah Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta pengamat politik Muhammad Qodari.
![Denny JA, konsultan politik serta pemimpin lembaga survei LSI Denny JA. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/05/21/40302-denny-ja.jpg)
Langkah ini diyakini sebagai upaya strategis PHE untuk memperkuat tata kelola perusahaan sekaligus menjawab tantangan sektor energi yang semakin kompleks dan dinamis.
Rekam Jejak Panjang Denny JA
Nama Denny JA sudah sangat akrab di kalangan publik, khususnya sejak era reformasi.
Dia merupakan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), lembaga riset opini publik yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pemilu nasional maupun daerah.
Baca Juga: 4 Artis Dapat Jabatan Direktur BUMN dan Komisaris, Siapa Paling Kaya?
Di balik layar politik Indonesia, Denny dikenal sebagai konsultan politik yang tangguh dan berhasil mengantarkan kemenangan calon presiden dalam lima Pilpres berturut-turut, dari 2004 hingga 2024.
Pengaruh dan reputasinya sebagai ahli strategi politik membuatnya dihormati berbagai kalangan.
Bahkan, Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Lemprid) memberikan penghargaan Legend Award atas kontribusinya di dunia politik elektoral Indonesia.
Pendidikan Tinggi dari UI hingga Amerika Serikat
Denny memulai karier intelektualnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tempat ia meraih gelar sarjana pada tahun 1989.
Tak berhenti di situ, dia melanjutkan studi ke Amerika Serikat dan berhasil mendapatkan gelar Master of Public Administration dari University of Pittsburgh pada 1994.
![Pendiri Lingkaran Survei Indonesia LSI, Denny JA , [Suara.com/oke Atmaja]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/04/16/91585-denny-ja.jpg)
Kemudian, pada 2001, dia meraih gelar doktor dalam bidang Politik Perbandingan dari Ohio University.
Latar belakang pendidikan yang komprehensif ini menjadikannya salah satu pemikir multidisipliner Indonesia yang mampu menjembatani teori dan praktik dalam dunia kebijakan publik.
Aktif di Akademik, Media, dan Dunia Sastra
Sebelum dikenal luas sebagai konsultan politik, Denny JA sempat menjabat sebagai Direktur Eksekutif Universitas Jayabaya Jakarta (2000–2003), dan juga menjadi presenter program politik di Metro TV serta Radio Delta FM.
Dia rutin menulis opini di sejumlah surat kabar nasional selama hampir dua dekade, membentuk karakter publiknya sebagai intelektual yang konsisten dalam menyuarakan isu-isu kebangsaan.
Tak hanya di ranah politik dan akademik, Denny aktif di dunia sastra. Dia menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) untuk periode 2021–2026.
Denny juga mendirikan Yayasan Indonesia Tanpa Diskriminasi yang mengusung nilai-nilai toleransi dan kebebasan berekspresi.
Penghargaan Nasional hingga ASEAN
Kiprah Denny JA tak luput dari apresiasi dalam dan luar negeri. Selain penghargaan dari Lemprid, dia pernah masuk dalam daftar 33 tokoh sastra paling berpengaruh dalam sejarah sastra modern Indonesia versi Yayasan H.B. Jassin.
Dia juga menerima Penghargaan Sastra Kemanusiaan dan Diplomasi ASEAN dari Badan Bahasa dan Sastra Malaysia pada tahun 2020.
Pada 2021, Satupena menganugerahkan Lifetime Achievement Award atas dedikasinya di dunia literasi.
Di ranah digital, ia pernah mencetak rekor sebagai pemilik Golden Tweet Nomor 2 Dunia dan Tweet Nomor 1 Indonesia versi Twitter pada tahun 2014, membuktikan pengaruhnya yang lintas media.
Reaksi Publik Denny JA jadi Komisaris PHE
Masuknya Denny JA ke jajaran komisaris PHE diharapkan mampu membawa energi baru dalam tata kelola perusahaan.
Pengalaman panjangnya dalam riset kebijakan, konsultan politik, dunia akademik, hingga advokasi sosial menjadikannya aset penting dalam menyusun arah strategis perusahaan energi nasional.
Namun, tidak sedikit netizen yang sinis. Mereka menduga Denny JA termasuk ke dalam daftar "kebagian jatah kue" alias penerima jabatan.
Sebagai pendiri LSI, Denny aktif dalam mendukung salah satu kandidat dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yakni Prabowo Subianto.
Banyak yang merasa jabatan ini didapatkan Denny sebagai bentuk imbalan atau rekonsiliasi politik setelah kontestasi.
Kontributor : Chusnul Chotimah