Bukan Lakban Biasa yang Melilit Wajah Diplomat Arya: Ini Kejahatan Simbolik

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 16 Juli 2025 | 14:08 WIB
Bukan Lakban Biasa yang Melilit Wajah Diplomat Arya: Ini Kejahatan Simbolik
Kriminolog UI Haniva Hasna menunjukkan lakban kuning yang mirip dengan melilit wajah diplomat Arya Daru Pangayunan. [Youtube tvOneNews]

Suara.com - Sebuah selimut yang membungkus tubuh kaku dan lakban kuning terang yang melilit wajah menjadi pemandangan mengerikan saat diplomat muda, Arya Daru Pangayunan, ditemukan tak bernyawa.

Kematiannya di sebuah kamar indekos elite di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) pagi, bukan sekadar berita duka, melainkan awal dari sebuah teka-teki rumit yang harus dipecahkan penyidik kepolisian.

Penjaga kos yang pertama kali menemukan jasad Arya langsung dihadapkan pada sebuah skenario yang janggal.

Korban tidak hanya tewas, tetapi cara kematiannya seolah meninggalkan pesan—sebuah pesan yang kini coba dipecahkan oleh para ahli dan pihak kepolisian.

Fokus utama yang mengusik logika bukanlah sekadar tindak kekerasannya, melainkan properti yang digunakan pelaku: lakban berwarna kuning.

Kejanggalan ini menjadi sorotan utama kriminolog UI, Haniva Hasna, yang melihat lakban tersebut bukan sebagai alat kejahatan biasa, melainkan sebuah simbol yang sengaja ditinggalkan.

Menurutnya, jenis dan warna lakban tersebut sangat tidak lazim untuk kejahatan umum atau bahkan untuk ditemukan di toko-toko kelontong biasa. Ini adalah petunjuk pertama bahwa pelaku telah melakukan persiapan matang.

Diketahui lakban yang melilit wajah Arya berwarna kuning yang sangat terang sekali. Bahannya tebal dan sangat lekat.

Sepengetahuan Haniva, lakban tersebut tidak dijual di toko-toko kelontong atau di toko-toko biasa yang hanya menjual lakban berwarna cokelat dan hitam. Lakban warna kuning terang menurutnya untuk kebutuhan pabrik.

Baca Juga: Kematian Diplomat Arya Daru Masih Misteri, Bambang Widjojanto: Mulut Dilakban Simbol Pembungkaman

"Saya berasumsi ini adalah stage bunuh diri pascapembunuhan. Jadi dibuat seolah-olah. Berarti ini kan ada sesuatu yang memang disiapkan. Yang menyiapkan siapa," kata dia dikutip dari acara Catatan Demokrasi TV One.

Modus pembunuhan terhadap Arya ini yang menjadi misteri. Ia mengatakan setiap kejahatan pasti ada keuntungan yang didapat pelaku.

"Tapi dari lakban saja ini bukan sesuatu yang digunakan untuk fetish tertentu, saya sampai di sini saya merasa ini stage bunuh diri pascapembunuhan dengan peralatan-peralatan tertentu ini," kata dia.

"Jadi kalau kita melihat ada simbol-simbol tertentu, lakban ini untuk menutup sesuatu, untuk merekatkan sesuatu, apakah iya ini untuk menutup sesuatu bisa jadi informasi, jadi ini adalah kejahatan simbolik," papar Haniva.

Analisis Kasus Kematian Arya 

Haniva menyebut teori "stage bunuh diri pascapembunuhan" atau pembunuhan yang direkayasa agar terlihat seperti bunuh diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI