Ancaman 'Bom Waktu' di Gunung Putri, Kades Ngamuk Setu Penyebab Banjir Diabaikan

Andi Ahmad S Suara.Com
Jum'at, 18 Juli 2025 | 20:26 WIB
Ancaman 'Bom Waktu' di Gunung Putri, Kades Ngamuk Setu Penyebab Banjir Diabaikan
Ilustrasi Banjir di Bogor [Suara.com]

Suara.com - Kesabaran Pemerintah Desa Gunung Putri, Kabupaten Bogor, tampaknya sudah habis. Kepala Desa Daman Huri secara terbuka menuding pemerintah daerah hingga pusat telah "menutup mata" terhadap kondisi kritis Setu Gunung Putri, sebuah danau yang kini menjadi ancaman bom waktu dan penyebab banjir kronis di wilayahnya.

Merasa lelah karena aduannya hanya dianggap angin lalu dan 'diping-pong' oleh birokrasi, Daman Huri melontarkan ultimatum keras jika pemerintah provinsi dan pusat tak sanggup mengurus, lebih baik serahkan kewenangan pengelolaan setu tersebut ke Pemerintah Kabupaten Bogor.

Sudah Ganti Menteri, Nasib Setu Tak Berubah

Daman Huri mengaku sudah menempuh semua jalur birokrasi. Surat permohonan revitalisasi telah dilayangkan berkali-kali ke Pemkab Bogor, Pemprov Jawa Barat, hingga Kementerian PUPR. Namun, hasilnya nihil.

“Namun seiring dengan waktu, Menteri sudah berganti, Pemerintah sudah berganti. Ini tidak ada tindaklanjut dari Pemerintah yang memiliki kewenangan yaitu Provinsi dan Kementerian PUPR, khususnya BBWSCC,” keluh Daman Huri, Jumat (18/7/2025).

Satu-satunya tindakan yang dilakukan hanyalah pembersihan eceng gondok, yang menurutnya sama sekali bukan solusi.

“Nah, pembersihan Eceng Gondok ini kan tidak mengentaskan permasalahan secara menyeluruh,” tegasnya.

Bom Waktu yang Mengancam 3 Desa

Kondisi Setu Gunung Putri kini sangat mengkhawatirkan. Pendangkalan parah membuat danau seluas 6,5 hektare itu tak mampu lagi menampung debit air. Kedalamannya kini hanya tersisa satu meter di bagian tepi dan dua meter di tengah.

Baca Juga: Jurus Sakti Atasi Neraka Macet Parung: Tol Bogor-Serpong 'Terbang' di Atas Ciseeng

Akibatnya, setiap kali hujan deras, air meluap dan menerjang tiga wilayah sekaligus:

  • Desa Gunung Putri
  • Desa Puspasari
  • Kelurahan Puspanegara

"Ini juga kalau dibuka pintu airnya secara besar, maka akan mengakibatkan banjir di Desa Karanggan," tambah Daman.

Ia memperingatkan bahwa situasi ini sudah sangat darurat. Tanpa pengerukan segera, bencana yang lebih besar hanya tinggal menunggu waktu.

“Karena ini sudah urgent. Saya yakin kalau ini tidak dikeruk kemungkinan besar korban di tiga desa itu akan terdampak,” ucapnya dengan nada cemas.

"Dan ini kelambat laun mungkin ini akan menjadi daratan kalau tidak diurus." tambahnya.

Puncak kekesalan Daman Huri adalah perasaan 'diping-pong' saat berusaha mencari solusi. Laporannya dilempar dari satu instansi ke instansi lain tanpa ada yang mau mengambil tanggung jawab penuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI