“Saya sudah menyuruh ajudan saya untuk bertemu kedua orang tuanya dan anak tersebut,” ujar Dedi.
“Seluruh biaya Rumah sakit sudah saya selesaikan, mulai besok anak itu menjadi anak asuh saya dan berhak untuk sekolah di sekolah negeri,” serunya.
Dedi berharap anak tersebut bisa menggapai cita-citanya dengan terus meneruskan ke jenjang SMA.
Dedi bahkan siap bertanggung jawab membiayai dan menyekolahkan anak tersebut sampai tamat SMA.
“Masuk sekolah negerinya tentu sesuai dengan prosedur, karena setiap orang harus diperlakukan sama,” ujar Dedi.
“Tapi saya bertanggung jawab terhadap pendidikannya sampai tamat SMA. Kalau punya kemampuan, dia pinter, bisa meneruskan ke perguruan tinggi,” tambahnya.
Kejadian yang nahas ini menjadi pembelajaran tersendiri bagi Dedi.
Pihaknya akan terus berupaya membantu masyarakat miskin agar bisa terus mengenyam Pendidikan minimal hingga ke Tingkat SMA/SMK/MAN.
“Mari kita gotong royong bersama-sama agar orang yang miskin masih tetap bisa sekolah,” terangnya.
Baca Juga: Anne Ratna Mustika Buka Suara, Bantah Isu Cerai dan Bongkar Fitnah di Balik Pernikahan Maulana Akbar
“Semoga Jawa Barat seluruh anak-anaknya bisa bersekolah dengan baik, minimal pendidikannya SMA/MAN/SMK,” sambungnya.
Kisah Pelajar Nekat Menenggak Cairan Pembersih Lantai
Sebagaimana diketahui, sebelumnya seorang pelajar di Kota Cirebon berinisial MMH nekat menenggak cairan pembersih lantai. MMH mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial untuk melanjutkan Pendidikan.
MMH selama ini sudah berusaha bekerja sebagai penjaga toko buah hingga pelayan di Pasar Kalitanjung, Kota Cirebon.
Namun upahnya yang hanya Rp 20.000 per hari itu rupanya belum bisa membantu orang tuanya untuk mencukupi kebutuhan sekolahnya.
Ayah MMH yang bekerja sebagai buruh merasa tidak dapat berbuat banyak untuk sang buah hati.