Sabrang MDP soal Abolisi Tom Lembong: Jangan Kaget, Ada 'Koby' One Piece di Pemerintahan!

Selasa, 05 Agustus 2025 | 11:45 WIB
Sabrang MDP soal Abolisi Tom Lembong: Jangan Kaget, Ada 'Koby' One Piece di Pemerintahan!
Terdakwa kasus dugaan korupsi impor gula Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong (tengah) ditemani istrinya Ciska Wihardja (kiri) dan Anies Baswedan (kanan) memberikan keterangan pers saat meninggalkan Lembaga Permasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta, Jumat (1/8/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Di tengah riuh pro dan kontra mengenai keputusan pemerintah memberikan abolisi kepada Tom Lembong, budayawan Sabrang Mowo Damar Panuluh (Sabrang MDP) muncul dengan perspektif yang unik dan menohok.

Alih-alih ikut melayangkan kritik tajam, ia justru mengajak publik untuk bersyukur dan mengapresiasi langkah tersebut, sembari menyisipkan analogi dari anime populer, One Piece.

Menurut Sabrang, keputusan yang terkesan kontroversial ini sebenarnya adalah sinyal positif yang menunjukkan adanya "orang baik" yang berjuang dari dalam lingkar kekuasaan. Ia memandang langkah ini sebagai sebuah kemenangan kecil yang patut dihargai, bukan dicaci maki.

Analogi 'Marine Ford': Ada Pahlawan 'Koby' di Tengah 'Akainu'

Coby dalam One Piece [onepiece.fandom.com].
Coby dalam One Piece [onepiece.fandom.com].

Untuk memudahkan pemahaman publik, terutama kalangan muda, Sabrang menggunakan metafora yang akrab bagi penggemar serial One Piece.

Ia menggambarkan struktur pemerintahan saat ini layaknya "Marine Ford," markas besar Angkatan Laut dalam anime tersebut. Di dalam institusi raksasa itu, tidak semuanya berisi tokoh antagonis seperti Laksamana "Akainu" yang kaku dan tanpa kompromi.

Sabrang meyakini, ada pula sosok-sosok idealis seperti "Koby" atau bahkan "Garp" yang memiliki nurani dan berupaya membawa perubahan dari dalam sistem. Abolisi untuk Tom Lembong, menurutnya, adalah buah dari perjuangan "faksi baik" di internal pemerintah.

"Pembebasan Tom Lembong menunjukkan adanya tokoh di 'Marine Ford' (pemerintah) yang berbuat sesuatu," ujar Sabrang.

Ia menegaskan bahwa langkah ini tidak terjadi begitu saja, melainkan hasil dari pertarungan gagasan di balik layar oleh pihak-pihal yang tidak sepakat dengan penanganan kasus Tom Lembong sebelumnya.

Baca Juga: Geger Bendera One Piece: Pemerintah Lebay? Gus Dur Dulu Santai Soal Bintang Kejora!

Apresiasi Langkah Optimal, Bukan Kemenangan Absolut

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. [Suara.com/Bagaskara]
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. [Suara.com/Bagaskara]

Lebih lanjut, Sabrang menekankan bahwa dalam realitas politik yang kompleks, sebuah kemenangan absolut jarang terjadi.

Abolisi ini, baginya, adalah langkah paling optimal yang bisa diambil pemerintah saat ini dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk stabilitas politik dan landasan hukum.

Yang terpenting, menurutnya, adalah pengakuan implisit dari pemerintah atas kesalahan di masa lalu.

"Ini perlu dihargai sebagai satu langkah ke depan. Abolisi berarti ada pengakuan kesalahan," jelasnya. Dengan memberikan apresiasi, publik dinilai dapat memberikan insentif bagi pemerintah untuk tidak ragu mengambil langkah korektif serupa di masa depan.

Pesan Menohok untuk Publik: Jangan Jadi 'Pengamen yang Marah'

Budayawan Sabrang MDP saat menguliti arti bendera One Piece. [YouTube]
Budayawan Sabrang MDP saat menguliti arti bendera One Piece. [YouTube]

Di sinilah Sabrang menyampaikan pesan paling tajamnya yang ditujukan kepada masyarakat luas, khususnya mereka yang terus-menerus tidak puas. Ia mengibaratkan publik yang hanya bisa mengkritik tanpa apresiasi seperti seorang pengamen yang marah karena diberi uang receh.

"Jika pemerintah sudah melakukan langkah yang sejalan dengan keinginan masyarakat, berikan apresiasi agar mereka mau melakukannya lagi," tegas Sabrang.

Ia menganalogikan, jika seorang pengamen yang suaranya bagus diberi uang secukupnya, ia akan terus bernyanyi. Namun, jika diberi uang receh lalu ia marah-marah, bisa jadi ia tidak akan pernah kembali lagi. Metafora ini ia gunakan untuk mendorong masyarakat agar lebih strategis dalam bersikap.

Bagi Sabrang, memberikan dukungan pada momen yang tepat adalah cara efektif untuk mendorong "orang baik" di dalam pemerintahan agar semakin berani mengambil kebijakan yang pro-rakyat.

Ini adalah momen untuk mengapresiasi sebuah kemajuan, sambil tetap waspada dan siap mengkritik secara konstruktif saat diperlukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI