Suara.com - Panggung politik internasional dikejutkan oleh keputusan drastis Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, yang memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Keputusan ini diambil bukan karena skandal pribadi, melainkan sebuah pertaruhan prinsip yang menyoroti perpecahan mendalam di dalam kabinet Belanda mengenai kebijakan terhadap konflik Israel-Palestina.
Langkah Veldkamp ini menjadi sorotan utama, mengingat latar belakangnya yang sangat memahami seluk-beluk diplomasi di Timur Tengah, termasuk pengalamannya sebagai Duta Besar Belanda untuk Israel.
Pengunduran dirinya adalah puncak dari frustrasi setelah usahanya untuk menerapkan langkah-langkah yang lebih tegas terhadap Israel kandas di tangan rekan-rekan menterinya sendiri.
Dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh media nasional NOS, Veldkamp secara blak-blakan mengungkapkan alasan di balik keputusannya yang dramatis tersebut. Ia merasa terisolasi dan tidak mendapat dukungan dari kabinet untuk mengambil sikap yang menurutnya diperlukan.
"Saya merasakan penolakan dari kabinet terhadap langkah-langkah tambahan yang diperlukan akibat peristiwa di Gaza dan Tepi Barat… Saya akan mengajukan pengunduran diri," kata Veldkamp dikutip dari ANTARA.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa kemampuannya untuk menjalankan kebijakan luar negeri yang dianggapnya penting menjadi sangat terbatas. Veldkamp merasa para menteri lain tidak bersedia bekerja sama dengannya dalam isu krusial ini, dan ia pesimis situasi akan membaik dalam waktu dekat.
Drama ini memuncak sehari sebelumnya, ketika Veldkamp telah berjanji kepada parlemen Belanda akan mengajukan sanksi atau langkah-langkah tambahan terhadap Israel.
Namun, janji tersebut tidak dapat ia penuhi karena inisiatifnya dimentahkan oleh anggota kabinet lainnya, sebuah pukulan yang merusak kepercayaannya di internal pemerintahan.
Baca Juga: Menlu Belanda Mengundurkan Diri Setelah Gagal Tekan Israel dalam Penjajahan Palestina
Karier Diplomatik Mentereng dan Jabatan Singkat Menlu
Caspar Veldkamp baru saja menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam kabinet Schoof sejak 2 Juli 2024. Masa jabatannya yang sangat singkat ini menunjukkan betapa pelik dan fundamentalnya perbedaan pandangan yang ia hadapi.
Sebelum diangkat menjadi menteri, ia adalah seorang Anggota Parlemen untuk Dewan Keamanan Belanda (NSC) dari 6 Desember 2023 hingga 2 Juli 2024, di mana ia menjadi juru bicara untuk kebijakan luar negeri, imigrasi, dan migrasi.
Rekam jejaknya di dunia diplomasi sangatlah panjang dan mengesankan. Salah satu posisi yang paling menonjol dan kini menjadi ironis adalah jabatannya sebagai Duta Besar Belanda untuk Israel, yang ia emban sejak Agustus 2011. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang dinamika politik Israel dari dalam.
Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai duta besar untuk Yunani. Kariernya di Kementerian Luar Negeri Belanda di Den Haag juga tak kalah cemerlang, di mana ia pernah menjabat sebagai wakil direktur untuk PBB dan Lembaga Keuangan Internasional.
Dalam kapasitas ini, ia mewakili negaranya dalam berbagai pertemuan lembaga elite dunia seperti IMF dan Bank Dunia. Ia juga merupakan wali amanat di Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) di London.