- Kasus dugaan penipuan WO Ayu Puspita melibatkan sekitar 300 korban dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp26 miliar.
- Korban bernama Meizia mengungkapkan kejadian ini saat wawancara, di mana pernikahannya batal pada 7 Desember 2025.
- Ayu Puspita dan beberapa pihak telah ditetapkan polisi sebagai tersangka atas dugaan tindak penipuan dan penggelapan.
Suara.com - Babak baru kasus dugaan penipuan yang menjerat Wedding Organizer (WO) milik Ayu Puspita kembali menggegerkan publik. Skala dugaan kejahatannya ternyata jauh lebih besar dari perkiraan awal.
Jumlah korban yang kini dilaporkan melonjak hingga 300 orang dan total kerugian ditaksir mencapai angka fantastis, Rp26 miliar.
Fakta mengejutkan ini diungkap oleh Meizia, salah satu korban yang hari bahagianya berubah menjadi mimpi buruk, saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Denny Sumargo.
Ia membeberkan bagaimana para korban berjuang mengumpulkan data di tengah situasi yang kacau.
Para korban awalnya membentuk sebuah grup WhatsApp sebagai pusat informasi dan koordinasi. Namun, dari sekitar 700 anggota di dalamnya, kecurigaan muncul karena tidak semuanya adalah korban yang sesungguhnya.
“Kayaknya banyak penyusup, ada vendor dan orang lain yang ikut masuk. Jadi bukan korban semua,” ujar Meizia.
Untuk memastikan validitas data dan menjaga kerahasiaan, para korban yang sah akhirnya membuat sebuah grup baru yang lebih eksklusif. Syaratnya ketat, hanya mereka yang bisa menunjukkan bukti transfer atau pembayaran kepada WO Ayu Puspita yang bisa bergabung.
Meizia menjelaskan bahwa langkah verifikasi ini berhasil menyaring data korban yang sebenarnya.
“Untuk masuk ke grup baru harus nunjukin nota. Itu yang benar-benar korban,” katanya.
Baca Juga: Dari Pameran Megah ke Balik Jeruji, Mengapa Puluhan Calon Pengantin Bisa Tertipu WO Ayu Puspita?
Hingga kini, jumlah korban yang terverifikasi melalui bukti tersebut telah mencapai sekitar 300 orang.
Meizia sendiri menjadi salah satu korban paling pilu. Pernikahannya yang seharusnya digelar meriah pada 7 Desember 2025, hancur berantakan hanya dalam hitungan jam sebelum acara dimulai.
Firasat buruk mulai datang pada H-1, sekitar pukul 23.00 WIB, saat ia menerima telepon dari seseorang yang menangis histeris.
Orang tersebut mengabarkan bahwa tak ada satu pun vendor katering yang datang untuk delapan acara yang dijadwalkan pada hari yang sama.
Semula, Meizia menduga ada masalah dengan vendor katering. Namun, kenyataan pahit segera terungkap. Bukan vendor yang bermasalah, melainkan pihak WO Ayu Puspita yang tidak menunaikan kewajibannya.
Pukulan telak datang saat ia mengetahui bahwa venue atau lokasi acara yang telah ia pesan ternyata belum dilunasi sama sekali.