Hingga pengujung waktu, skor pertandingan masih 0-0, namun lima detik menuju berakhir, atlet Vietnam Bui Thi Thao mengambil inisiatif untuk menyerang. Sontak aksi ini membuat Dessynta merespon dengan balik membalas pukulan. Wasit pun menghentikan pertandingan saat waktu tersisa 1 detik.
Kedua atlet sama meminta wasit untuk menonton Video Assistant Referee (VAR), dan yang disetujui permintaannya dari Vietnam.
Setelah menunggu beberapa saat diputuskan satu angka diberikan ke atlet tuan rumah sehingga laga itu berakhir 1-0 untuk Vietnam. Dan untuk ketiga kalinya, atlet Indonesia harus merelakan medali emasnya sehingga total mengemas empat medali perak pada hari kedua ini.
“Saya sedih tidak dapat mempersembahkan emas, ada rasa penyesalan kenapa saya tidak serang dari awal. Tapi saya masih punya kesempatan karena akan turun di kumite beregu besok,” kata dia.
Hanya satu karateka Indonesia yang gagal menyumbangkan medali pada hari ini yakni Claudio F. Nenobesi pada nomor kumite -84 Kg, setelah dikalahkan wakil Filipina Agustin Ivan Chistopher Chanco dengan skor 13-4 pada perebutan medali perunggu.
Sementara, Tim Beregu Kata Putri Indonesia yang diperkuat Krisda Putri Aprilia, Emilia Sri Hanandyta dan Dian Monika tampil memukau dalam memperagakan jurus kurang dari 5 menit di hadapan 8 juri.
Namun, tim tuan rumah tampil lebih memukau dan bertenaga berkat dukungan dari para suporter. Setiap gerakan yang berhasil diselesaikan selalu mendapat tepuk tangan penonton.
Hasil akhir menempatkan Tim Kata Beregu Putri Indonesia harus puas pada urutan kedua dengan meraih medali perak.
Sebelumnya tim karate Indonesia pada hari pertama menyumbangkan dua medali emas melalui karateka andalannya Ahmad Zigi Zaresta Yuda pada nomor kata perorangan dan Ari Saputra pada nomor kumite 60 Kg.
Selain meraih dua emas, Tim Karate Indonesia juga meraih dua medali perak atas nama Devina Dea (kumite 62 Kg) dan Tebing Hutapea (kumite 67 Kg), dan dua perunggu dari Sharon Ririheha (kumite 50 Kg) dan Krisda Putri Aprilia (kata perorangan putri).