Sisi supply dari ketenagakerjaan kan satu institusi pendidikan, yang kedua lembaga-lembaga pelatihan yang dua-duanya ini memiliki peran saling melengkapi, komplementer ya. Yang satu memproduksi orang agar bisa berpengetahuan lebih baik, yang satu memiliki keahlian yang memenuhi ini. Yang pertama yang kita dorong adanya sebuah pasar Kerja Indonesia yang lebih inklusif.
Pasar kerja yang lebih inklusif?
Artinya, inclusive labor market. Apalagi tantangan ke depan, ya. Tantangan misalnya, ketika kita berbicara dengan Gen Z, Gen Y. Kemudian, kita berbicara tentang, misalnya Green job, kita kemudian Green economic. Apapun itu kan harus betul-betul memiliki semacam, katakanlah skenario yang tepat untuk merespons tantangan itu, terutama skenario Ketenagakerjaan.
Nah yang kedua, yang juga kita dorong adalah bagaimana kita ini juga menyiapkan SDM. Jadi, kita ingin SDM yang kita bangun, kita ciptakan adalah SDM yang betul-betul memenuhi standar pasar kerja. Makanya, kita melakukan transformasi dari balai-balai latihan kerja. Yang mana itu adalah merupakan sebuah katakanlah tempat, di sini adalah forum untuk mencetak orang-orang yang terampil itu.
Beberapa strategi yang kita lakukan adalah melalui satu reformasi dari sisi kelembagaan. Jadi lembaganya itu, kita ciptakan yang memang betul-betul tepat dijadikan sebagai betul-betul lembaga pelatihan yang tidak birokratis.
Kemudian, yang kedua, kita juga harus melakukan pembenahan dari sisi tenaga kepelatihan, instruktur. Instruktur harus kita berikan modal pengetahuan yang lebih agar mereka, tentunya menjadi mitra pelatihan yang baik.
Kemudian yang ketiga menjadi prioritas, bagaimana merespons gelombang besar angkatan kerja milenial dan Gen Z.
Nah ini menarik, karena mereka mewakili kelompok besar dari angkatan kerja yang memiliki nilai-nilai pandangan, nilai yang mungkin berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Generasi X, generasi babby boomers berbeda.
Nah inilah yang kita harus siapkan, karena mereka ini jumlahnya sangat besar. Dari aspek regulasi juga harus melakukan penataan, termasuk bagaimana hubungan kerja betul-betul sesuai dengan karakter mereka itu.
Baca Juga: Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Sebut Negara Harus Adil soal Kesempatan Kerja
Nah ini, ada tiga program sebetulnya yang memiliki pendekatan, namanya 'sembilan lompatan' tapi saya tidak akan menyampaikan semuanya ya.