Atasi Sampah Plastik di Laut, The Circulate Initiative & Yayasan Mahija Parahita Nusantara Hadirkan Program RSI

Senin, 18 November 2024 | 16:00 WIB
Atasi Sampah Plastik di Laut, The Circulate Initiative & Yayasan Mahija Parahita Nusantara Hadirkan Program RSI
Chairwoman Yayasan Mahija Parahita Nusantara, Ardhina Zaiza dan Director of Programs The Circulate Initiative, Annerieke Douma. (Dok: Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ini memang yang nanti kedepannya akan kami fokuskan sebagai bagian dari framework tadi, yaitu mengenai Collective Representation. Namun, kita juga kita harus lihat dengan gaya hidup mereka yang berbeda-beda, sehingga mereka punya komunitas tersendiri. Memang sangat kompleks dan akan lebih efektif jika kami bekerja mulai dari komunitas kecil mereka dulu.

Di Yayasan Mahija Parahita Nusantara, kami akan menginisiasi program yang namanya “Mahija Agent of Change”, dimana kita akan melakukan kaderisasi sejumlah leaders untuk bantu menggerakkan kesadaran atas hak-hak mereka sebagai warga Indonesia dan rekognisi kontribusi mereka kepada masyarakat.

Apa harapan TCI dan Mahija untuk masa depan pekerja informal sektor limbah di Indonesia? Dan bagaimana masyarakat dapat terlibat atau berkontribusi dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut?

Ardhina Zaiza: Harapannya tentu saja kita bisa mengaplikasikan ini di Indonesia, dimulai dari yang kita libatkan baseline assessment tadi.

Tapi tentu saja harapan besarnya adalah hal ini bisa diimplementasikan dan di-endorse oleh pemerintah juga, bahwa responsible sourcing ini penting, sehingga para pemulung dan pekerja informal lainnya mendapatkan pengakuan dan akses terhadap hak-hak dasar sebagai warga negara. Tentunya, kami juga ingin mereka bekerja di lingkungan yang aman, dan semua haknya termasuk kesehatan dan sebagainya terpenuhi serta bisa mereka akses.

Karena jika harapan kita ingin diimplementasikan di seluruh Indonesia, tentu saja bukan hanya satu recycler saja yang bergerak, atau bukan hanya satu brand saja, tapi semua.

Bagaimana publik bisa meng-endorse ini? Tentu saja dengan memahami terlebih dahulu, dan punya edukasi tentang bagaimana sistem persampahan bekerja. Kemudian juga menciptakan demand bahwa saya ingin membeli produk dengan responsible sourcing atau pengumpulan sampah yang bertanggung jawab.

Jadi, kalau kita bicara tentang sustainability, di luar sana banyak kan? Jadi, paling tidak konsumen harus bisa melihat bahwa ada added value dari produk yang dia beli.

Baca Juga: Tak Sudi Ditegur Gegara Buang Sampah Sembarang, Pria Lansia di Johar Baru Tewas di Tangan Tetangga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI