”Dimulai dari penguatan tata kelola, risk management yang benar-benar kokoh, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan memperkuat sinergi dalam mengelola bisnis secara bersama-sama,” ujarnya.
Berbagai upaya tersebut dibarengi dengan inisiatif strategis seperti salah satunya pembentukan Koasuransi Merah Putih adalah dalam rangka memperkuat industri dan menghilangkan persaingan yang tidak penting.
Bukan rahasia lagi sebelumnya terjadi persaingan antar BUMN dari industri sejenis yang berdampak negatif berupa salah satunya perang harga. Belum lagi praktik tidak terpuji seperti penggunaan komisi secara serampangan yang membuat kelompok asuransi menjadi rapuh.
”Padahal tidak perlu begitu. Kita ini bersaudara. Tidak perlu dilakukan. Dengan adanya klaster asuransi dan dana pensiun, isu-isu fundamental ini kita selesaikan dan kita menuju arah perbaikan yang bagus,” ucap Robertus.
Terkait dengan pembentukan Koasuransi Merah Putih, Ketua Tim Pengembangan Bisnis Tim Percepatan Penguatan BUMN Klaster Asuransi dan Dana Pensiun, Pantro Pander Silitonga, mengatakan langkah strategis awal Koasuransi Merah Putih ini adalah dengan meluncurkan produk asuransi pengangkutan (cargo).
“Ke depannya kami juga akan merambah ke produk-produk asuransi lainnya seperti asuransi kebakaran, asuransi perjalanan, asuransi kecelakaan diri dan kesehatan, serta asuransi kendaraan bermotor,” tambah Pantro.