Sementara untuk gim bertaraf internasional atau biasanya disebut game triple A membutuhkan biaya puluhan miliar rupiah dalam pengembangannya.
Selain itu dalam konteks permodalan, Moeldoko mengatakan industri ini mengalami kesulitan karena sifatnya intangible (sulit divaluasi sehingga sulit untuk mendapatkan investor dan permodalan perbankan).
"Pemerintah juga perlu melakukan dukungan dan afirmasi dari segi pendanaan," kata Moeldoko.
Adapun gim juga dapat memiliki peran strategis untuk menjadi sarana edukasi nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila.
Oleh karena itu Moeldoko berpandangan perlunya intervensi pemerintah untuk menyediakan initial market industri gim nasional untuk memudahkan pintu masuk gim yang bersifat edukasi dan bertema nilai-nilai kebangsaan.
"Distribusi dapat dimulai dari initial market yang berada dibawah kendali pemerintah, terutama untuk market pelajar dan pengajar dari Kemendikbudristek serta market ASN dari KemenpanRB," katanya.