Suara.com - Masyarakat modern selalu tertarik dengan perkembangan teknologi terbaru. Belakangan, muncul aplikasi World App yang ramai diperbincangkan. Untuk Anda yang belum sempat membaca tentangnya, mari mengenal World App yang ramai di media sosial dan ‘muncul’ di Bekasi beberapa hari belakangan.
Aplikasi ini sebenarnya terkait dengan aktivitas kripto yang menjamur di berbagai lapisan masyarakat. Nantinya pengguna dapat masuk ke ekosistem World Network yang sudah ada, untuk mengelola aset kripto yang mereka miliki.
Dikembangkan oleh Tools for Humanity, aplikasi ini menyediakan berbagai fitur berguna terkait aktivitas Anda dalam mengelola aset kripto yang dimiliki. Mulai dari pembuatan World ID, dompet kripto, akses ke dApps, inklusi keuangan, hingga token hibah, semua tersemat dalam satu aplikasi terpadu.
World App, Aplikasi untuk Pengelolaan Kripto
Secara praktis, World App adalah dompet pertama yang dibuat untuk Worldcoin. Dompet ini menggabungkan mekanisme kerja dari Worldcoin dan Ethereum untuk memberikan kemudahan pada penggunanya ketika mengakses identitas dan keuangan yang terdesentralisasi.
Nantinya setelah memiliki World ID yang berperan sebagai paspor digital global, pengguna dapat mengakses dunia internet yang lebih luas dengan segala kesempatan dan potensi yang ditawarkan olehnya.
World ID sendiri akan menggunakan biometrik mata lewat perangkat pencitraan khusus yang disebut dengan Orb, dalam prosesnya melakukan verifikasi pengguna yang melakukan pendaftaran. Namun ditekankan pada salah satu unggahan bahwa World ID dirancang untuk memverifikasi keunikan yang dimiliki pengguna, bukan identitas pribadi seseorang.
![Ilustrasi Worldcoin [Worldcoin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/04/56325-ilustrasi-worldid-ilustrasi-world-app-ilustrasi-worldcoin.jpg)
World App sendiri membuka pendaftaran secara langsung di setidaknya 29 kota di Indonesia, termasuk salah satunya Kota Bekasi. Masyarakat yang ingin turut mendaftar diminta untuk datang dan melakukan pemindaian atau scan retina mata menggunakan Orb. Lokasi tepatnya adalah di kawasan Bojong Rawalumbu, yang selalu dipadati warga masyarakat.
Tidak perlu waktu lama, pendaftaran ini kemudian dipadati oleh masyarakat sekitar. Mulai dari remaja hingga lansia datang untuk mendaftar dan menyelesaikan proses registrasi yang diperlukan. Kabar yang beredar, setelah pendaftaran selesai dilakukan pengguna akan memperoleh uang antara Rp200,000 hingga Rp800,000.
Baca Juga: Aplikasi Meta AI Sudah Tersedia di Indonesia, Pesaing ChatGPT dan Google Gemini
Namun banyak yang tidak menyadari dengan baik, bahwa proses ini sebenarnya mengambil atau mendata data retina mata setiap orang untuk masuk ke dalam database. Risiko yang muncul dapat meningkat ketika data ini digunakan tanpa persetujuan dari pemiliknya untuk aktivitas yang merugikan.
Data terkait retina mata terbilang sangat sensitif, dan dapat menjadi data identitas seseorang karena bersifat unik dan berbeda-beda. Untuk itu, Anda yang mulai tertarik turut mendaftar sebaiknya memahami benar risiko yang muncul dari proses ini.
Risiko Pengumpulan Data dengan World App
Di X sendiri, pembahasan terkait hal ini mulai ramai terjadi. Salah satu akun netizen, @pand**91 pada turut menanggapi ramainya pendaftaran yang terjadi di Bekasi. Dalam cuitannya pengguna tersebut menyampaikan bahwa World App adalah aplikasi kripto dari pembuat ChatGPT, Sam Altman.
Ia juga menyampaikan bahwa data yang didapatkan oleh World App berpotensi digunakan utnuk eksperimen yang tengah mereka lakukan, dengan risiko besar di kemudian hari. Cuitan yang diunggah pada 3 Mei 2025 lalu menyatakan pemerintah belum terlihat melakukan sesuatu terkait hal ini.
Meski faktanya warga yang datang untuk mendaftar memang diberikan sejumlah imbalan, namun yang harus disadari adalah adanya ancaman terkait data pribadi yang penting dan sensitif. Bukan tidak mungkin di kemudian hari muncul masalah besar terkait eksploitasi data pribadi milik seseorang, yang secara ‘sukarela’ telah diberikan ketika mendaftar World App ini.