Suara.com - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) akan mulai mendistribusikan bantuan tunai kepada seluruh warga negaranya mulai 21 Juli mendatang.
Program ini merupakan bagian dari langkah stimulus ekonomi guna mendorong daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi global.
Kebijakan ini menyusul persetujuan Kabinet atas anggaran tambahan sebesar 23,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp389 triliun yang telah disahkan oleh Majelis Nasional Korea pada Jumat lalu.
Program bansos ini menjadi komponen utama dari anggaran tambahan pertama di bawah kepemimpinan Presiden Lee Jae-myung.
Dalam skema bantuan tersebut, setiap warga negara Korea Selatan yang berdomisili di dalam negeri pada 18 Juni akan menerima bantuan tunai satu kali sebesar 150.000 won atau setara dengan Rp1,7 juta.
Mengutip Korea Herald, bantuan tambahan juga diberikan berdasarkan tingkat pendapatan.
Individu dalam rumah tangga hampir miskin dan keluarga dengan orang tua tunggal akan memperoleh 300.000 won atau sekitar Rp3,5 juta.
Sementara penerima tunjangan hidup dasar akan mendapatkan bantuan senilai 400.000 won atau sekitar Rp4,7 juta.
Untuk mendukung pembangunan yang merata, warga yang tinggal di luar wilayah metropolitan Seoul, termasuk Provinsi Gyeonggi dan Incheon, akan mendapatkan tambahan sebesar 30.000 won.
Baca Juga: Siap-siap! Bansos Beras Bakal Digelontorkan Minggu Ke-2 Juli
Warga yang bermukim di 84 komunitas pedesaan dan nelayan yang masuk dalam daftar wilayah dengan penurunan populasi signifikan juga akan menerima tambahan 50.000 won.
Secara prinsip, warga negara asing dikecualikan dalam program ini. Namun, penduduk tetap, imigran yang menikah dengan warga lokal, serta individu yang diakui sebagai pengungsi, tetap termasuk dalam daftar penerima manfaat.
Penyaluran bantuan, yang disebut sebagai kupon konsumsi, akan berlangsung selama delapan minggu hingga 12 September.
Warga dapat memilih metode penerimaan, yakni melalui kartu kredit atau debit, kartu prabayar, maupun sertifikat hadiah dari pemerintah daerah.
Pemerintah Korsel juga telah menjadwalkan pembayaran putaran kedua antara 22 September hingga 31 Oktober.
Pada tahap ini, tambahan 100.000 won akan diberikan kepada 90 persen penerima dari kelompok pendapatan terbawah.
Kriteria kelayakan akan ditentukan melalui verifikasi pendapatan yang merujuk pada premi asuransi kesehatan nasional. Detail teknisnya akan diumumkan pada September.
“Kami akan memastikan persiapan menyeluruh untuk peluncuran pembayaran ini sehingga dapat berfungsi sebagai katalisator pemulihan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi dan membantu mereka yang membutuhkan,” ujar Wakil Menteri Dalam Negeri Kim Min-jae yang juga memimpin gugus tugas lintas lembaga untuk program ini.
Bansos Ala Indonesia

Sementara itu, Indonesia juga memiliki program bantuan sosial (bansos).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan lima fokus kebijakan dalam paket stimulus ekonomi nasional.
“Bapak Presiden juga telah memutuskan untuk memberikan sebuah paket stimulus agar pertumbuhan ekonomi dapat dijaga momentumnya dan juga stabilitas perekonomian terus diperkuat. Hari ini telah diputuskan lima hal yang menjadi paket kebijakan ekonomi dengan target-target dari mereka yang akan mendapatkan manfaat dari paket stimulus tersebut,” katanya.
Salah satu bentuk bansos yang dikucurkan adalah bantuan beras 10 kilogram per bulan yang menyasar 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Program ini dianggarkan sebesar Rp11,9 triliun dan mulai disalurkan pada Juli ini untuk merespons lonjakan harga pangan.
“Bantuan beras 10 kg per bulan yang dianggarkan Rp11,9 triliun ini diharapkan disalurkan Juni, mungkin baru bisa eksekusi Juli,” ujarnya.
Pemerintah juga meluncurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan.
Setiap pekerja akan menerima bantuan sebesar Rp600 ribu, yang diberikan sekaligus untuk dua bulan.
"Ada 17,3 juta yang akan mendapatkan Rp300 ribu. Kita juga memberikan penebalan bansos dengan dana Rp11,93 triliun dalam bentuk tambahan sembako Rp200 ribu per bulan," jelasnya.
Dia menekankan bahwa seluruh stimulus ini bertujuan untuk menggerakkan ekonomi nasional, terutama di tengah ancaman ketidakpastian global yang terus membayangi.
“Kondisi global kita semua melihat dinamis, ini akan mengubah banyak tatanan dunia, kita perlu waspada,” katanya.