Seminggu Ada Demo, Aliran Modal Asing Sudah Kabur Rp250 Miliar

Senin, 01 September 2025 | 08:24 WIB
Seminggu Ada Demo, Aliran Modal Asing Sudah Kabur Rp250 Miliar
Ilustrasi saat massa berunjuk rasa di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (29/8/2025). [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto]

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat pada akhir Agustus 2025, aliran modal asing keluar atau capital outflow cukup tinggi selama sepekan.

Diketahui, pada seminggu terakhir Agustus, terjadi aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia yang berujug dengan kericuhan hingga memakan korban jiwa.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Ramdan Denny, mengatakan berdasarkan data transaksi Bank Indonesia (BI), arus keluar dana tersebut terjadi pada periode 25–28 Agustus 2025 senilai Rp250 miliar.

"Berdasarkan data transaksi 25 - 28 Agustus 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp0,25 triliun, terdiri dari jual neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp10,79 triliun, serta beli neto sebesar Rp2,62 triliun di pasar saham dan Rp7,93 triliun di pasar SBN," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Lalu selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 28 Agustus 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp48,01 triliun di pasar saham dan Rp94,28 triliun di SRBI. Serta, beli neto sebesar Rp76,44 triliun di pasar SBN.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,"jelasnya.

Sementara itu, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 66,90 bps per 28 Agustus 2025, dibandingkan dengan 66,15 bps per 22 Agustus 2025.

Bank Indonesia
Bank Indonesia. (Ist)

Lalu, tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun stabil di level 6,29 persen, sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun turun ke level 4,20 persen.

Sebelumnya aksi unjuk rasa di Jakarta terus meluas. Awalnya aksi hanya berlangsung di wilayah sekitar Gedung DPR RI, lantaran masyarakat menolak adanya kenaikan tunjangan bagi anggota dewan.

Baca Juga: Cinta Kuya Diam saat Indonesia Kacau, Padahal Dulu Aktif Galang Dana untuk LA

Salah satu kebijakan yang disorot warga yakni soal tunjangan perumahan anggota DPR yang mencapai Rp50 juta perbulan.

Namun, pada 28 Agustus malam, massa yang menolak dipukul mundur bertambah emosi usai seorang pengemudi ojek online (Ojol) Affan Kurniawan tewas dilindas mobil rantis Brimob.

Kemarahan warga khususnya para pengemudi Ojol pun meluas. Sejumlah markas polisi seperti Polda Metro Jaya, dan Mako Brimob di Kwitang dan Kelapa Dua Depok pun menjadi sasaran massa.

Bahkan aksi terus berlangsung hingga Sabtu (30/8) kemarin. Massa baru bisa dipukul mundur pada Sabtu malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?