- Satgas Cs-137 menyimpulkan sumber kontaminasi produk berasal dari peleburan logam di Cikande.
- PT Peter Metal Technology teridentifikasi sebagai sumber utama penyebaran partikel radioaktif melalui pengolahan scrap metal.
- Kontaminasi produk seperti udang dan alas kaki diperkirakan terjadi dan terdeteksi konsisten pada bulan Mei 2025.
Suara.com - Satgas Penanganan Kontaminasi Cs-137 akhirnya mengungkap temuan penting terkait sumber utama kontaminasi radioaktif yang sebelumnya terdeteksi pada berbagai produk, mulai dari udang, alas kaki, hingga cengkeh.
Berdasarkan hasil investigasi bersama Bapeten, BRIN, dan kepolisian, pemerintah menyimpulkan bahwa sumber utama paparan berasal dari aktivitas peleburan logam di kawasan Cikande.
Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menjelaskan bahwa temuan ini diperoleh setelah pemeriksaan lapangan dan penelusuran rantai paparan.
“Kesimpulan dari tim, untuk yang kontaminasi terhadap udang dan footwear ini, tetap kita pada kesimpulan sumber utamanya itu adalah kegiatan peleburan logam di PT Peter Metal Technology,” kata Bara di Kantor Kemenko Pangan, Senin (24/11/2025).
Menurut Bara, aktivitas pengolahan scrap metal di perusahaan tersebut diduga menyebabkan penyebaran partikel radioaktif ke area sekitar.
“Itu sumber utamanya adalah scrap metal yang diolah oleh PT Peter Metal yang menyebabkan kontaminasi udara yang kemudian dibawa ke mana-mana sampai kemudian menyebabkan kontaminasi di pabrik-pabrik lainnya yang ada di Cikande,” jelasnya.
![Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 Bara Krishna Hasibuan menyebut cengkeh Lampung terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137. [ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/22/31387-bara-krishna-hasibuan.jpg)
Ia menyebut, pola waktu terjadinya kontaminasi konsisten dengan hasil temuan pada produk-produk yang sempat ditahan ataupun dikembalikan dari luar negeri.
“Kira-kira itu terjadi bulan Mei. Itu konsisten dengan temuan kontaminasi di udang, dan juga di footwear dan juga di cengkeh,” katanya.
Bara menambahkan, meski beberapa informasi menunjukkan adanya kontaminasi yang mungkin terjadi lebih lama, Satgas tetap memprioritaskan penanganan kasus yang sedang berjalan.
Baca Juga: Bukan Sekali Dua Kali, PT Luckione Nekat Impor 8 Kontainer Zinc Powder Terkontaminasi Cesium-137
“Walaupun mungkin saja ya itu soal kontaminasi telah berjalan sebelumnya, tapi, kesimpulan kita tetap bahwa itu sumber utamanya adalah scrap metal yang diolah oleh PT Peter Metal,” ujarnya.
Ia menegaskan, temuan tersebut menjadi landasan bagi pemerintah dalam menyiapkan kebijakan dan regulasi baru terkait pengawasan bahan baku industri logam.
Langkah pengetatan juga diterapkan di pelabuhan dan kawasan industri melalui pemasangan Radiation Portal Monitor (RPM) untuk mendeteksi kontaminasi secara dini.
"Setiap kendaraan, setiap truk yang keluar dari situ Harus melalui RPM tersebut. Jadi itu salah satu upaya memastikan bahwa barang-barang terdistribusikan di Indonesia itu bersih dari kontaminasi," pungkasnya.