- Bank Indonesia memiliki modal kuat, didorong optimisme, upaya maksimal, dan sinergi untuk pertumbuhan ekonomi 2026.
- Kebijakan BI 2026 meliputi moneter jaga inflasi, makroprudensial dukung intermediasi, dan pembayaran digitalisasi.
- BI terus memperkuat UMKM, ekonomi hijau, dan ekonomi syariah demi stabilitas serta pertumbuhan inklusif nasional.
Suara.com - Bank Indonesia (BI) memiliki modal fundamental yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berdaya tahan.
Hal ini dalam menghadali tengah dinamika global yang penuh tantangan.
Gubernur BI Perry Warjiyo, mengatakan, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik, serta stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga.
Terdapat tiga kunci untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi dan berdaya tahan di 2026 yaitu optimisme, upaya maksimal seluruh pihak, dan sinergi.
"Kita harus optimis bahwa perekonomian Indonesia akan lebih baik dan mampu menghadapi tantangan," katanya dalam pernyataan tertulis yang diterima, Selasa (2/12/2025).
Dia mengatakan, Bank Indonesia akan all out merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas, dan seluruh upaya tersebut harus dilakukan bersinergi dengan seluruh pihak.
Termasuk dengan kebijakan fiskal Pemerintah dalam bauran kebijakan transformasi ekonomi nasional.
![Ilustrasi Bank Indonesia. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/20/83046-ilustrasi-bank-indonesia.jpg)
"Arahah bauran kebijakan Bank Indonesia tahun 2026 kepada peserta yang berasal dari lembaga keuangan, ekonom, akademisi, dan media massa," ujar Perry.
Dia menyebutkan, kebijakan moneter diarahkan untuk menjaga inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah.
Baca Juga: Pemerintah Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2026 di Atas 5,4 Persen
Kedua, kebijakan makro prudensial diarahkan untuk memperkuat kemampuan intermediasi perbankan dalam rangka mendukung sektor-sektor prioritas Pemerintah.
Ketiga, kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk meningkatkan transaksi pembayaran digital, termasuk QRIS dan BI-FAST.
Keempat, dari sisi kebijakan pendalaman pasar uang dan pasar valas, difokuskan pada penguatan aspek produk (product), harga (pricing), pelaku (participants), dan infrastruktur (infrastructure) pasar keuangan untuk mendukung pembiayaan perekonomian nasional.
Kelima, Bank Indonesia terus memperkuat UMKM, ekonomi hijau, dan ekonomi syariah untuk mendukung ekonomi kerakyatan Pemerintah.
"Melalui penguatan bauran kebijakan tersebut, Bank Indonesia berkomitmen penuh mendukung Asta Cita dan memastikan stabilitas serta pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berdaya tahan", demikian disampaikan Gubernur Perry.
Senada, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ricky P. Gozali, menyampaikan, tentang tugas dan upaya kebijakan Bank Indonesia untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia serta mempertahankan stabilitas kepada para GenZ yang hadir di acara tersebut.