Infeksi yang parah dapat menyebabkan bakteri masuk ke aliran darah dan berjalan ke seluruh tubuh. Sehingga keadaan ini disebut sebagai sepsis.
Ketika keadaan semakin parah hingga menyebabkan tekanan darah Anda menurun sangat rendah, ini akan menyebabkan syok sepsis. Kondisi ini termasuk yang paling gawat sebagai efek dari aborsi. Sehingga segera mungkin harus dilakukan tindakan medis.
Ciri-ciri orang terkena serangan spesis:
- Suhu tubuh sangat tinggi (di atas 38ºC) atau bisa juga suhu sangat rendah
- Perdarahan berat
- Nyeri parah
- Lengan dan kaki berubah menjadi pucat, juga terasa sangat dingin
- Tiba-tiba linglung, kebingungan, gelisah, atau letih
- Gemetar menggigil
- Tekanan darah rendah, terutama pada saat berdiri
- Ketidakmampuan untuk buang air kecil
- Jantung berdebar sangat cepat dan keras (palpitasi jantung)
- Sulit bernapas, bernapas dangkal hingga sesak napas
4. Kerusakan Rahim
Orang yang melakukan tindakan aborsi berpotensi mengalami kerusakan rahim. Kerusakan ini umumnya terjadi pada leher rahim, perlubangan (perforasi) rahim, dan juga luka robek pada rahim (laserasi). Namun sebagian besar dari kerusakan ini bisa tidak terdiagnosis dan tidak terobati kecuali dokter melakukan tidakan visualisasi laparoskopi.
Resiko kerusakan rahim meningkat pada wnaita yang sebelumnya telah melahirkan dan bagi mereka yang menerima anestesi umum pada saat melalukan aborsi. Kerusakan serviks juga akan lebih besar terjadi pada remaja yang melakulan tindakan aborsi sendiri pada trimester kedua.
5. Infeksi Peradangan Panggul
Infeksi peradangan panggul (PID) adalah penyakit yang menyebabkan peningkatan resiko kehamilan ektopik dan dapat mengurangi kesuburan wanita di masa depan. Risiko PID juga meningkat pada kasus aborsi spontan karena adanya peluang jaringan kehamilan terperangkap dalam rahim serta resiko perdarahan hebat. Kondisi ini berpotensi memgancam nyawa pasien.
6. Endrometritis
Baca Juga: Siapa Pelaku Aborsi 7 Janin Dalam Kamar Kos di Makassar? Simak Informasinya
Endrometritis sebuah kondisi peradangan pada lapisan rahim dan umumnya disebabkan karena infeksi. Efek ini yang mungkin umumnya terjadi pada semua wanita yang melakukan aborsi, namum lebih utama pada remaja. Infeksi yang tak kunjung diobati dapat menyebabkan komplikasi pada organ reproduksi wanita, hingga masalah kesuburan, dan masalah kesehatan umum lainnya.
7. Kanker
Wanita yang pernah melakukan tindakan aborsi berpotensi 2,3 kali lebih tinggi terkena serangan kanker serviks dari pada wanita yang tidak pernah aborsi. Selain itu, resiko peningkatan kanker ovarium dan kanker hati juga dapat disebabkan karena aborsi tunggal dan ganda.
8. Kematian
Perdarahan hebat, infeksi parah, emboli paru, anestesi yang gagal, dan kehamilan ektopik yang tidak terdiagnosis diawal merupakan beberapa contoh dari penyebab utama kematian ibu yang terkait dengan tindakan aborsi dalam seminggu setelahnya.
Penting untuk dipahami bahwa sejumlah bahaya aborsi di atas jarang terjadi dan beberapa resiko juga tampak mirip dengan komplikasi persalinan bayi pada umumnya. Namun hal yang palinh penting adalah bahwa Anda harua menyadarinya, agar segera dilakukan tindakan medis.