Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Zaitun Rasmin menilai ada hikmah yang bisa diambil dari kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Mudah-mudahan hikmahnya ke depan penegakan hukum lebih di kedepankan, benar-benar jadi panglima, benar-benar tidak pandang bulu, tidak tumpul ke atas, tajam ke bawah," kata Zaitun dalam diskusi bertajuk 'Ahok Effect' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11/2016).
Menurut Zaitun, penegakan hukum sangat penting bagi keutuhan bangsa. Sebab bila tidak, hal tersebut akan menjadi preseden buruk bahwa masalah hukum seperti kasus penistaan agama misalnya, bukan dianggap sebagai hal yang serius.
Zaitun juga berharap aksi demonstrasi 4 November lalu bisa menjadi contoh bahwa massa bisa bergerak tanpa kepentingan politik.
"Ke depan saya harap, kalau orang tersinggung, contoh loh dua juta lebih umat Islam berdemo nggak sampai merusak, salurkan pendapat secara baik melalui jalur yang benar dan menuntut penegakan hukum," ujarnya.
Terakhir, Zaitun berharap, hal ini juga menjadi pelajaran penting bagi para penegak hukum agar keadilan ditegakkan secara merata dan tidak pandang bulu.
"Kami berharap hikmah tersebut diwujudkan oleh penegak hukum melaksanakan tugas dengan baik," kata Zaitun.